ANALISIS TOTAL COLIFORM DAN SISA KHLOR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR TEGAL GEDE PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN JEMBER
Abstract
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember merupakan salah
satu instansi pemerintah yang melakukan upaya pengolahan untuk meningkatkan
kualitas air bersih menjadi air minum. Salah satu instalasi pengolahan air (IPA) PDAM
Jember berada di jalan Tegal Gede, Kabupaten Jember. IPA Tegal Gede PDAM mulai
dioperasikan pada bulan Januari 2012 dengan kapasitas air yang diolah yaitu 50 liter
per detik. Sumber air yang digunakan oleh IPA Tegal Gede berasal dari Daerah Aliran
Sungai (DAS) Bedadung. Berdasarkan data sekunder dari Dinas Pekerjaan Umum
(DPU) Pengairan menunjukkan bahwa kualitas air DAS Bedadung telah mengalami
pencemaran berat, hal ini masuk dalam klasifikasi mutu air kelas empat. Untuk
menjadi sumber air baku air minum, kualitas air sungai tersebut harus memenuhi baku
mutu air kelas satu dengan merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 02 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur.
Pemeriksaan air dilakukan untuk mengetahui total Coliform pada instalasi yang
meliputi air sungai, bangunan penangkap air sungai (intake), unit koagulasi, unit
flokulasi, unit sedimentasi, unit filtrasi, dan reservoir. Sedangkan pemeriksaan sisa
khlor dilakukan pada reservoir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
total Coliform dan sisa khlor pada IPA Tegal Gede. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Air yang telah melewati beberapa tahapan pengolahan diharapkan akan terjadi
penurunan total Coliform serta memiliki kadar sisa khlor dalam reservoir yang optimal
sebelum didistribusikan ke konsumen yang akan berkontak langsung dengan kesehatan
masyarakat dan kesehatan lingkungan. Berdasarkan hasil laboratorium, diketahui
penurunan kandungan total Coliform hanya terjadi di sebagian unit pengolahan. Pada
pengambilan sampel yang pertama pada pukul 07.00 WIB penurunan total Coliform
terjadi dari air baku sampai intake, kemudian kenaikan total Coliform terjadi pada unit
koagulasi sampai flokulasi, sedangkan dari unit sedimentasi sampai unit filtrasi terjadi
penurunan total Coliform kembali dan semakin menurun pada reservoir. Pada
pengambilan kedua pada pukul 13.00 WIB total Coliform cenderung tinggi terjadi pada
air sungai sampai dengan unit sedimentasi, namun terjadi penurunan total Coliform
pada unit filtrasi dan reservoir. Pada pengambilan sampel ketiga pada pukul 19.00 WIB
terjadi kenaikan total Coliform dari air sungai sampai dengan unit koagulasi. Namun
total Coliform pada unit koagulasi sampai dengan unit sedimentasi cenderung stabil,
dan mengalami penurunan kembali pada unit filtrasi dan reservoir. Total Coliform
tertinggi ditemukan pada hampir seluruh tahapan yaitu pada pukul 13.00 WIB
mencapai >1100 MPN. Sebagian besar terjadi penurunan kandungan total Coliform
pada unit filtrasi dan reservoir, dengan hasil akhir pada reservoir yang memenuhi
syarat Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Sisa khlor tertinggi yaitu pada waktu pengambilan pukul 13.00 WIB sebesar 0,8 mg/l,
sedangkan sisa khlor terendah yaitu pada waktu pengambilan pukul 19.00 WIB sebesar
0,2 mg/l. World Health Organization menyatakan bahwa keberadaan sisa khlor yang
tinggi akan menimbulkan bau dan rasa yang tidak di inginkan, serta dapat
membahayakan kesehatan manusia. Setelah dari reservoir, air bersih yang berstandar
air minum akan dialirkan menuju kekonsumen melalui perpipaan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PDAM Kabupaten Jember untuk
mengevaluasi dan mengembangkan Instalasi Pengolahan Air Minum yang sesuai
sehingga kualitas air minum yang dihasilkan tidak melebihi persyaratan kualitas air
minum.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]