PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DISERTAI DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII-D SMP NEGERI 2 WULUHAN
Abstract
Dari data observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011
di Kelas VII D SMP Negeri 2 Wuluhan, ditemukan ketuntasan hasil belajar fisika
siswa rendah. Berdasarkan data ulangan harian kelas VII D dari 32 siswa hanya
28,1% yang mendapatkan nilai ≥ 70. Aktivitas belajar siswa juga tergolong rendah
yaitu dengan persentase : (1) siswa yang mencatat 57,57 %, (2) 0% siswa yang
menjawab pertanyaan guru, (3) siswa bertanya 0%, (4) siswa yang aktif
mengerjakan tugas yang diberikan guru 53,53%. Dengan demikian, rata-rata
aktivitas belajar fisika siswa sebesar 27,77 %.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran melalui model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray (TSTS) disertai
Demonstrasi. Model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
disertai Demonstrasi adalah model pembelajaran kelompok yang terdiri atas
empat orang siswa yang menumbuhkan kerjasama secara maksimal dengan
memperagakan kepada siswa tentang suatu proses fisika tentang kalor dan siswa
terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. Model dan metode ini memiliki kelebihan
yaitu merupakan sistem belajar kelompok yang memberikan kesempatan lebih
banyak kepada siswa untuk bertanya, menjawab dan saling membantu atau
berinteraksi dengan teman serta dapat membagi hasil dan informasi kepada
kelompok lain. Dengan demikian, maka akan menambah wawasan siswa
mengenai materi yang sedang dipelajari, serta metode demonstrasi mengajak
siswa untuk terlibat secara langsung dalam suatu proses tertentu. Seluruh tampilan
siswa dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara obyektif, apa adanya dan tidak hanya berdasarkan hasil koqnitif produk saja, melainkan juga
pada proses, dan afektif siswa. Tahap-tahap model Cooperative Learning tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) disertai Demonstrasi adalah: persiapan; presentasi guru
dengan melakukan demonstrasi; kegiatan kelompok yang meliputi empat tahapan
kegiatan yaitu diskusi dengan teman satu kelompok dan kegiatan bertamu ke
kelompok lain, dan selanjutnya formalisasi yaitu diskusi kelas.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan subyek penelitian
adalah siswa kelas VII D SMPN 2 Wuluhan. Penelitian ini dimulai tanggal 18
November 2011 semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Data
yang didapatkan adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dan hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2 serta hasil
wawancara dengan guru bidang studi dan siswa.
Dari hasil analisis kegiatan observasi didapatkan besarnya persentase
secara klasikal aktivitas belajar siswa pada pra siklus sebesar 31,9% , pada siklus
1 mencapai 54,8% yang dapat dikategorikan sedang dengan peningkatan sebesar
22,9%. Ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan pra-siklus dari 18,75% menjadi 75% dan sudah memenuhi
kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal. Peningkatan ketuntasan hasil
belajar siswa berdasarkan analisis Normalized Gain sebesar 0,57 dan peningkatan
tersebut tergolong sedang. Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 sebesar 70,2%,
dengan peningkatan sebesar 38,3% yang dikategorikan aktif. Ketuntasan hasil
belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 18,75% menjadi 87,50%.
Peningkatan tersebut tergolong sedang yaitu sebesar 0,69.
Dari hasil di atas menunjukkan model Cooperative Learning tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) disertai demonstrasi dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
fisika siswa.