dc.description.abstract | Pendidikan adalah jenis kebutuhan manusia yang harus dipenuhi sepanjang
hidupnya. Dengan kata lain, pendidikan berlangsung sepanjang hayat manusia
meskipun tidak lagi menempuh pendidikan formal. Sekolah Menengah Pertama
(SMP) termasuk pendidikan formal yang wajib ditempuh oleh setiap anak di
Indonesia. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP.
Matematika merupakan ilmu universal yang diajarkan mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Di Indonesia, pendidikan matematika berkembang
mengikuti perkembangan matematika di dunia. Perkembangan tersebut dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi, pandangan terhadap hakekat matematika, kurikulum,
dan teori belajar. Dalam prosesnya, berbagai macam strategi pembelajaran mulai
berkembang untuk memenuhi tahap perkembangan kognitif maupun perubahan
kurikulum. Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran
yang berdasar pada teori perkembangan kognitif Piaget. Karakteristik dari strategi
pembelajaran inkuiri adalah mencari dan menemukan sehingga sesuai dengan
karakteristik pada tahap operasional formal siswa SMP. Menurut Sanjaya (2006:194),
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Tahap-tahap pelaksanaan
pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri meliputi orientasi, merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
Menurut Hobri (2010:31), perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber
belajar yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), buku siswa, lembar kerja siswa (LKS), buku guru, dan tes hasil belajar.
Perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes
Hasil Belajar (THB). Buku guru tidak dikembangkan dalam penelitian ini karena
terlalu luas. Perangkat pembelajaran dikembangkan sesuai dengan Strategi
Pembelajaran Inkuiri. Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi yang
menekankan pada proses mencari dan menemukan. Strategi Pembelajaran Inkuiri
memiliki 6 tahap dalam pelaksanaannya, yaitu orientasi, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan
kesimpulan. Model pengembangan perangkat yang digunakan adalah model Plomp.
Model Plomp memiliki lima fase pengembangan, yaitu (1) investigasi awal, (2) fase
perancangan/desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, dan revisi, (5)
fase implementasi. Fase implementasi tidak dilakukan karena pada penelitian ini
terbatas pada menghasilkan perangkat pembelajaran, tidak sampai
mengimplementasikan perangkat pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari pengembangan perangkat yang telah dilakukan
meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa, Tes
Hasil Belajar (THB). Perangkat yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh
para validator untuk mengetahui kevalidan perangkat tersebut. Apabila perangkat
pembelajaran valid, maka siap digunakan untuk uji coba. Dari penilaian yang
diberikan validator diperoleh nilai tingkat kevalidan RPP sebesar 0,841 yang berarti
kriteria kevalidan sangat tinggi, nilai tingkat kevalidan Buku Siswa sebesar 0,846
yang berarti kriteria kevalidan sangat tinggi, nilai tingkat kevalidan LKS sebesar
0,838 yang berarti kriteria kevalidan sangat tinggi, dan nilai tingkat kevalidan Tes
Hasil Belajar sebesar 0,777 yang berarti kriteria kevalidan tinggi. Sehingga kevalidan
perangkat yang dihasilkan adalah sangat tinggi. Untuk mengetahui kualitas
kepraktisan dan keefektifan perangkat yang dikembangkan diukur dari aktivitas siswa
dan guru serta respon positif siswa terhadap perangkat pembelajaran. Pengamatan ini
dilakukan di SMP Negeri 5 Jember di kelas 8E. Hasil pengamatan aktivitas guru
dalam mengelola pembelajaran rata-rata dari pelaksanaan RPP 1 hingga pelaksanaan
RPP 4 berada pada kategori tinggi dengan nilai keaktifan rata-rata 76,75% dengan
angka korelasi 0,76. Dengan demikian aktivitas guru dapat dikatakan telah sesuai
dengan tahap-tahap pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada kategori sangat tinggi
dengan nilai keaktifan sebesar 68,5% dengan angka korelasi 0,68 , artinya sebagian
besar siswa aktif mengikuti pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dan
menunjukkan respon yang positif. Dengan nilai aktivitas siwa dan guru yang tinggi,
maka kualifikasi kepraktisan perangkat pembelajaran juga tinggi. Jumlah siswa yang
memberikan respon positif terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan
sebanyak 28 siswa dari 37 siswa, sehingga kualifikasi kefektifan perangkat
pembelajaran tinggi dengan nilai korelasi 0,75. Dapat disimpulkan bahwa apabila
kevalidan, kepraktisan, dan kualifikasi perangkat pembelajaran tinggi, maka
perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan stategi pembelajaran
inkuiri ini tidak perlu dilakukan revisi dan uji coba kembali. Perangkat pembelajaran
ini telah siap dipublikasikan guna meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Hasil
yang diperoleh pada penelitian ini dapat digunakan referensi bagi peneliti lain yang
akan mengadakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika
dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri, terutama bagaimana cara mengatasi kendala
saat siswa belum terbiasa dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri. Kendala lain yang
ditemukan saat penelitian, seperti pada penelitian yang sejenis (Adibah, 2009 : 110),
menyebutkan bahwa siswa kadang tidak nyaman dengan pembelajaran diskusi yang
menuntut untuk saling toleransi dan mengutamakan keputusan bersama. | en_US |