DAMPAK KONSENTRASI LARUTAN ASAM CUKA DIBAWAH 5% DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP BATAS KEAMANAN DALAM KEKERASAN GIGI PERMANEN (Penelitian eksperimental laboratoris)
Abstract
Gigi adalah jaringan keras yang terdapat di dalam mulut, terdiri dari zat-zat
organik dan anorganik. Masyarakat Indonesia sering menggunakan cuka sebagai
bahan penambah rasa asam pada makanan. Kandungan cuka dalam makanan berkisar
sekitar 5%-6%. Pada penelitian sebelumnya oleh Eka Soleh Ardiana, kerusakan
enamel gigi yang berlebihan masih terjadi setelah dilakukan perendaman dalam
larutan asam cuka 5% selama 30 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi larutan asam cuka dan lama perendaman yang tidak memberikan dampak
kerusakan enamel gigi yang berlebihan.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan pendekatan
Posttest only control group design pada 72 gigi premolar pertama rahang atas.
Pengelompokan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling yang
terdiri dari 6 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan.
Kelompok kontrol terdiri dari 12 gigi yang direndam dalam aquades, dan tiap 4 gigi
direndam selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Sedangkan kelompok perlakuan
terdiri dari 60 gigi yang direndam dalam larutan asam cuka 1%, 2%, 3%, 4%, 5%,
masing-masing dari kelompok perlakuan tersebut berjumlah 12 gigi dan tiap 4 gigi
dari kelompok tersebut direndam selama 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.
Selanjutnya, pengukuran kekerasan dilakukan dengan menggunakan Microhardnesvickers.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pada lama perendaman 10 menit
nilai rata-rata kekerasan tertinggi terdapat pada kelompok II (cuka 1%) dengan nilai
sebesar 351,75 HV. Pada lama perendaman 20 menit nilai rata-rata kekerasan
tertinggi terdapat pada kelompok I (Aquadest) dengan nilai sebesar 383,00 HV Sedangkan pada lama perendaman 30 menit nilai rata-rata kekerasan tertinggi
terdapat pada kelompok I (Aquadest) dengan nilai sebesar 367,50 HV.
Berdasarkan analisa statistik, setelah dilakukan uji normalitas dan
homogenitas, untuk mengetahui konsentrasi berdampak signifikan atau tidak
terhadap kekerasan gigi permanen, pada uji anova data tersebut menunjukkan nilai
hitung yang signifikan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan konsentrasi larutan
asam cuka berpengaruh signifikan terhadap kekerasan gigi permanen.
Berdasarkan uji Anova untuk mengetahui bahwa lama perendaman
berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kekerasan gigi permanen,
didapatkan hasil perbedaan yang tidak signifikan pada kelompok kontrol (aquades),
kelompok perlakuan II (cuka 1%), kelompok perlakuan V (cuka 4%), dan kelompok
perlakuan VI (cuka 5%). Perbedaan yang signifikan didapati pada konsentrasi cuka
2% dan konsentrasi cuka 3%. Sehingga dapat dikatakan lama waktu perendaman
belum menimbulkan dampak yang signifikan pada kelompok kontrol (aquades) dan
kelompok II (cuka 1%) dan baru menimbulkan dampak yang signifikan pada
kelompok III (cuka 2%) dan kelompok IV (cuka 3%). Namun, pada kelompok V
(cuka 4%) dan kelompok VI (cuka 5%) menunjukkan perbedaan yang tidak
signifikan, hal ini kemungkinan disebabkan karena kerusakan pada enamel gigi yang
di sebabkan oleh kedua kelompok tersebut sudah terlalu tinggi sehingga nilai
kekerasan gigi pada kelompok tersebut hanya memiliki sedikit perbedaan yang tidak
signifikan.
Berdasarkan nilai rata-rata kekerasan pada kelompok perlakuan II (cuka
1%) dengan lama perndaman 10 menit (351,25 HV) menunjukkan bahwa nilai
rata-rata tersebut dapat mencapai nilai terendah dari kelompok kontrol (aquadest)
dengan lama perendaman 10 menit (350 HV). Sehingga, dapat dikatakan bahwa
konsentrasi larutan cuka yang masih aman untuk dapat dikonsumsi adalah pada
konsentrasi 1%, dan lama perendaman 10 menit masih bisa dikatakan waktu yang
aman.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]