HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Abstract
Rumah sakit merupakan suatu industri jasa yang padat karya, padat pakar,
padat modal dan padat teknologi, dimana risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja
sangat tinggi. Salah satu kecelakaan akibat kerja yang banyak terjadi di rumah sakit
adalah kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik, yaitu merupakan suatu pekerjaan yang
berkaitan dengan menyuntik. Data kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik pada
perawat di RSD dr. Soebandi pada bulan januari sampai maret tahun 2010, tercatat
terdapat 9 kasus kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik pada perawat di beberapa
ruang perawatan. Dari 9 kasus tersebut terdapat 1 kasus tertusuk jarum suntik bekas
menyuntik pasien suspect typus dan hepatitis B.
Bahaya potensial dari pekerjaan menyuntik adalah tertusuk jarum suntikan
dan tertular penyakit menular. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara faktor penentu perilaku keselamatan kerja dengan terjadinya
kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik pada perawat.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional. Pendekatan
yang digunakan cross sectional, untuk mengetahui hubungan antara faktor penentu
perilaku keselamatan kerja (variabel bebas) dengan terjadinya kecelakaan kerja
tertusuk jarum suntik (variabel terikat) melalui pengujian hipotesis. Tehnik sampling
menggunakan cluster sampling. Untuk mengetahui hubungan faktor penentu perilaku
x
xi
keselamatan kerja (variabel bebas) dengan terjadinya kecelakaan kerja tertusuk jarum
suntik pada perawat (variabel terikat) secara multivariat dan serentak menggunakan
uji regresi logistik berganda dengan metode backward LR dengan tingkat kemaknaan
5% (α=0,05).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 5 variabel yang secara
statistik memiliki hubungan yang bermakna dan bersifat mempengaruhi dengan
terjadinya kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik yaitu pendidikan (p=0,038, CI 95%
1,102-26,654), keikutsertaan pada pelatihan K3 (p=0,017, CI 95% 0,04-0,586),
pengetahuan (p=0,004, CI 95% 0,001-0,245), lingkungan fisik (p=0,003, CI 95%
0,003-0,305), dan kebijakan (p=0,039, CI 95% 0,040-0,922); sedangkan keempat
variabel lainnya yaitu jenis kelamin, umur, masa kerja dan sikap tidak memiliki
hubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]