APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE PADA DAERAH POTENSI SUMBER DAYA MINERAL LOGAM (Studi Kasus di Daerah Baban Kecamatan Silo Kabupaten Jember)
Abstract
Mineral logam merupakan mineral yang mengandung satu jenis logam atau
beberapa asosiasi logam. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi
keberadaan mineral logam adalah metode geolistrik dengan melihat sifat
konduktivitas listrik dari mineral logam tersebut. Metode geolistrik resistivitas
bertumpu pada analisa distribusi resistivitas batuan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menggambarkan penampang lintang mineral logam yang berasosiasi dengan
sifat kelistrikannya dalam 2 dimensi dengan menggunakan metode geolistrik
resistivitas konfigurasi Dipole-dipole di daerah Baban, Kecamatan Silo Kabupaten
Jember .
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2007 di daerah Baban,
Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan resistivty meter. Lintasan yang diambil sebanyak 5 lintasan dengan
panjang lintasan yang berbeda. Spasi elektroda C2 dan C1 adalah 50 meter, P1 dan
P2 adalah 50 meter dan untuk C1 dan P1 adalah n
×
50 meter. Pengambilan lintasanlintasan
ini didasarkan pada kebutuhan dan kondisi lokasi penelitian. Dari lintasanlintasan
yang
diambil
diharapkan
dapat
mewakili
seluruh
daerah
lokasi
penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah nilai arus (I), tegangan (V)
dan jarak spasi (n). Dari data tersebut kemudian dilakukan perhitungan yang diolah
dengan menggunakan persamaan K=n(n+1)(n+2)πa dan
10
V
K
∆
=ρ untuk
menentukan nilai faktor geometri (K) sehingga diperoleh nilai resistivitas semu (ρ). Data pengukuran dan perhitungan yang telah didapatkan, kemudian diinversi dengan
menggunakan software Res2dinv untuk memperoleh penampang resistivitas
sebenarnya dalam bentuk 2 dimensi.
Interpretasi terhadap kandungan mineral logam dapat dilihat dari keadaan
struktur lapisan bawah permukaan yang ditunjukkan pada gambar hasil inversi 2D.
Lapisan yang memiliki potensi mineral logam akan menunjukkan nilai resistivitas
batuan yang berbeda dibandingkan dengan keadaan batuan yang lain. Karena mineral
logam bersifat konduktif maka anomali yang dicari adalah nilai resistivitas yang
rendah. Nilai resistivitas yang diasosiasikan sebagai mineral logam di daerah ini
adalah nilai resistivitas di bawah 20 Ωm. Nilai ini diambil berdasarkan penelitian
Astutik (2007) tentang suvei geolistrik untuk menentukan potensi sumber daya
mineral di daerah Silo Kabupaten Jember. Mineral logam di daerah Baban
merupakan mineral logam yang berasosiasi dengan Sulfur (sulfida) hal ini
berdasarkan pernyataan Soeharto (1989).
Dilihat dari gambar penampang lintang nilai resistivitas bawah permukaan di
daerah Baban, Kecamatan Silo Kabupaten Jember dapat diperoleh bahwa terdapat
kandungan mineral logam di daerah ini. Mineral logam ini berada di lintasan 1,
lintasan 2, lintasan 3 ,lintasan 4 dan lintasan 5. Keberadaan mineral logam ini tidak
berada di satu titik tetapi tersebar di sepanjang lintasan mulai dari permukaan sampai
pada kedalaman 85 meter.