Pengaruh Bahan Pemeram dan Lama Pemeraman terhadap Tingkat Kematangan dan Organoleptik Buah Pisang (Musa paradisiaca Linn.) Kultivar Kepok serta Pemanfaatannya sebagai Sumber Belajar Biologi
Abstract
Proses pemeraman diperlukan untuk mempercepat proses pematangan
sehingga didapatkan kematangan buah dan warna yang seragam (Husas, Tanpa
Tahun). Cara yang mudah dan banyak dilakukan ialah menggunakan bahan pemeram
karbit (CaC
), serta dengan memanfaatkan bahan alami seperti daun lamtoro dan
daun mimba. Hasil pemeraman menggunakan bahan alami tidak jauh berbeda dengan
pemeraman karbit, yaitu buah menjadi cepat matang dalam waktu 3-4 hari. Menurut
Satuhu dalam Efendi (2007) bahan pemeram tersebut menghasilkan gas etilen yang
dapat memacu pematangan buah. Buah yang telah diperam perlu dilakukan uji
organoleptik untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen. Penelitian lebih lanjut
mengenai uji organoleptik terhadap buah pisang yang diperam menggunakan caracara
konvensional
yang
biasa
dilakukan
oleh
petani
daerah
perlu
dilakukan.
Hasil
dari
penelitian
ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, yaitu Lembar Kegiatan
Siswa (LKS), dan karena pelaksanaannya mudah maka cocok untuk diterapkan pada
anak SMA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan model Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan desain faktorial untuk mengetahui pengaruh bahan
pemeram dan lama pemeraman terhadap tingkat kematangan dan organoleptik buah
pisang (Musa paradisiacal Linn.) kultivar kepok dan uji validitas, yang dilaksanakan
pada bulan Juni-Agustus 2012. Penelitian ini dimulai dengan melakukan proses
pemeraman pada buah pisang, uji organoleptik, kemudian uji validitas produk hasil
penelitian yang berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Analisis data untuk mengetahui pengaruh bahan pemeram dan lama pemeraman ialah dengan
menggunakan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Jarak Duncan 5%. Produk hasil
penelitian yang berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dilakukan uji validitas dengan
memberikan angket kepada 8 orang guru biologi SMA.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa interaksi antara bahan
pemeram dan lama pemeraman tidak mempengaruhi organoleptik aroma yang
ditandai dengan nilai signifikansi > 0,05, yaitu sebesar 0,906, serta tidak
mempengaruhi organoleptik tekstur yang ditandai dengan nilai signifikansi > 0,05,
yaitu sebesar 0,822. Interaksi antara bahan pemeram dan lama pemeraman
berpengaruh terhadap tingkat kematangan buah pisang kepok yang ditunjukkan
dengan nilai signifikansi < 0,05, yaitu sebesar 0,000. Interaksi antara kedua perlakuan
juga mempengaruhi organoleptik rasa pisang kepok goreng, yang ditandai dengan
nilai signifikansi < 0,05, yaitu sebesar 0,033. Hasil penilaian LKS (Lembar Kegiatan
Siswa) sebagai sumber belajar Biologi SMA yang dinilai oleh 8 orang guru dari 4
SMA di Jember mendapat rerata skor 3,53 yang berarti bahwa LKS memiliki kualitas
yang baik sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar Biologi SMA.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah interaksi antara bahan pemeram dan
lama pemeraman mempengaruhi tingkat kematangan dan organoleptik rasa tetapi
tidak mempengaruhi organoleptik aroma dan organoleptik tekstur buah pisang (Musa
paradisiaca Linn.) kultivar kepok, serta teknik pemeraman pisang dengan cara
konvensional ini dapat digunakan sebagai sumber belajar Biologi SMA kelas XII
khususnya pada bab bioteknologi.