Show simple item record

dc.contributor.authorNaela Rahmah
dc.date.accessioned2014-01-17T03:02:35Z
dc.date.available2014-01-17T03:02:35Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nim090810301284
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15818
dc.description.abstractPerataan penghasilan memberikan indikasi suatu upaya yang dilakukan pihak manajemen (insiders) untuk mengurangi jumlah laba yang terlalu bervariasi / berfluktuasi diantara deretan jumlah laba. Hal ini terjadi karena antara laba laporan dengan laba harapan terdapat perbedaan. Sebagian besar penelitian di Indonesia menggunakan rerangka kerja Eckel (Indeks Eckel) di dalam mengidentifikasi adanya praktik perataan penghasilan. Pada umumnya penelitian terhadap perataan penghasilan dilakukan terhadap beberapa faktor yang diduga menjadi alasan manajemen melakukan praktik perataan penghasilan. Para peneliti pun banyak yang melakukan identifikasi adanya praktik tersebut dan diikuti dengan pengujian terhadap motivasi / dorongan manajemen melakukan praktik tersebut. Pengujian faktor yang memotivasi manajemen melakukan kebijakan perataan tidak secara konsisten berhasil ditemukan. Simpulan antar satu penelitian dengan penelitian lainnya seringkali tidak sejalan. Bisa saja muncul suatu dugaan bahwa ketidak konsistenan hasil temuan studi tersebut disebabkan oleh alat ukur yang digunakan tersebut tidak reliabel. Penelitian ini dimaksudkan untuk menandingkan instrumen pengukur perataan penghasilan rerangka kerja Eckel dengan rerangka kerja Kustono, mengingat studi perataan di Indonesia sebagian besar menggunakan rerangka kerja Eckel sebagai pengidentifikasi perilaku perataan penghasilan sedangkan rerangka kerja Kustono sebagai instrumen yang baru. Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan jenis sumber data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.jsx downloader.com berupa laporan keuangan auditan periode akuntansi yang berakhir 31 Desember 2004 hingga 31 Desember 2009, dan studi pustaka yang berupa artikel ataupun penelitian – penelitian sebelumnya dengan teknik penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sebanyak 29 perusahaan terklasifikasi sebagai perata sedangkan perusahaan yang terklasifikasi bukan sebagai perata adalah 42 perusahaan dengan menggunakan rerangka kerja Eckel sedangkan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rerangka kerja Kustono maka perusahaan yang terklasifikasi sebagai perata adalah sebanyak 11 perusahaan sedangkan perusahaan yang terklasifikasi bukan sebagai perata adalah 60 perusahaan. Dengan kata lain terdapat perbedaan perusahaan yang terklasifikasi sebagai perata dan yang bukan sebagai perata dengan menggunakan rerangka kerja Eckel dan dengan menggunakan rerangka kerja Kustono. Pengujian terhadap determinan perataan penghasilan yang meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan dan rasio utang menunjukkan hasil tidak berpengaruh terhadap praktik perataan penghasilan. Dengan kata lain tidak terdapat perbedaan hasil pengujian determinan perataan penghasilan berdasarkan klasifikasi dengan menggunakan rerangka kerja Eckel dan rerangka kerja Kustono. Ketiadaan pengaruh variabel ukuran perusahaan adalah Ukuran perusahaan bukanlah faktor yang memacu manajemen melakukan perataan penghasilan. Hal ini diduga karena, pertama: adanya anggapan dari beberapa pihak bahwa perataan penghasilan adalah salah satu penyimpangan dalam pelaporan. Kedua: kemungkinan adanya sebaran data yang merata pada penelitian ini yang menyebabkan baik perusahaan besar dan kecil sama-sama disimpulkan melakukan praktik perataan penghasilan. Ketiadaan pengaruh profitabilitas dalam hal ini Return On Assets (ROA) diduga karena pertama; pada perusahaan publik di Indonesia umumnya memiliki mekanisme pemilik yang mengendalikan (controlling owners) sehingga pemilik tidak terdorong untuk melakukan perataan penghasilan Kedua; sinyal dapat dibuat berdasarkan pemahaman manajer mengenai perusahaan yang dikelola dan tidak hanya melalui perataan penghasilan, manajer dapat menyampaikan sinyal dalam bentuk lain misalnya melalui pemecahan saham atau dengan pembagian deviden tunai dan lain sebagainya. Sedangkan ketiadaan pengaruh variabel rasio utang perusahaan hal ini diduga karena, pertama; variabel rasio utang perusahaan tidak dianggap terlalu penting oleh kreditur di dalam mengukur risiko keuangan yang akan dihadapinya berkaitan dengan peminjaman dana oleh perusahaan. Manajemen menilai variabel rasio utang kurang efektif sebagai pendorong manajemen melakukan praktik perataan penghasilan. Kedua; bank melakukan monitoring yang sama antara perusahaan yang memikiki rasio utang yang tinggi dan rasio utang yang rendah. Ketiga; bisa jadi utang yang diberikan merupakan utang jangka pendek sehingga manajemen tidak perlu meratakan laba atau manajemen tidak melakukan perataan laba untuk mensiasati monitoring dari kreditur. Ketiadaan pengaruh ketiga variabel dalam penelitian ini juga diduga, karena: 1. Dalam penegakan hipotesis pada pengujian terdahulu, teori yang dikembangkan bukan merupakan teori yang kuat sehingga tidak menggambarkan fenomena di lapangan yang sebenarnya. 2. Adanya kemungkinan beberapa asumsi teori yang berkenaan dengan dugaan adanya pengaruh tersebut yang tidak dapat ditangkap dalam pengumpulan data / sampel.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090810301284;
dc.subjectperataan penghasilanen_US
dc.titlePenandingan Perangka Kerja Ekcel dengan Perangka Kerja Kustonom untuk Mengidentifikasi Praktik Perataan Penghasilan di Indonesia.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record