dc.description.abstract | Tembakau virginia merupakan salah satu jenis komoditas perkebunan yang telah mendapat perhatian besar karena sumbangannya terhadap pendapatan negara. Penerimaan negara dari komoditas tembakau cukup besar setiap tahunnya. Selain itu usaha tani tembakau virginia dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar yang
belum tergantikan oleh sektor-sektor lain. Propinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya Pulau Lombok merupakan salah satu sentra produksi tembakau virginia terbesar di Indonesia. Potensi lahan untuk
pengembangan usahatani tembakau virginia di Kabupaten Lombok Timur selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pelonjakan ini mengindikasikan bahwa respon petani terhadap usaha agribisnis tembakau virginia cukup tinggi, dimana salah satu
penyebabnya adalah harapan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dibanding usahatani yang lain. Penelitian ini dilaksanakan pada periode musim tanam tahun 2008 dengan menggunakan metode Proportional Stratified Random Sampling (Tahap II), dengan memilih 3 (tiga) kecamatan (kec.Terara, kec.Sikur dan kec.Sakra) yang terbagi dalam 6 (enam) desa dengan jumlah sampel 95 orang.
Penelitian ini bermaksud untuk menguji dan menganalisis berapa besar keuntungan yang diperoleh petani pada usaha agribisnis tembakau virginia di Kabupaten Lombok Timur dan apakah layak untuk diusahakan; dan dilanjutkan dengan analisa Policy Analysis Matrix (PAM) untuk menyelidiki apakah usaha agribisnis tembakau virginia masih memiliki keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif berdasarkan nilai DRC (Domestic Resource Cost) dan nilai PCR (Privat Cost Ratio), serta analisis sensitivitas yakni kebijakan penurunan input tradable 5 % dan kebijakan menaikkan input tradable sebesar 10 % dan 30 %. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur diperoleh kesimpulan bahwa usaha agribisnis tembakau virginia masih memberikan keuntungan dalam arti memberikan keunggulan komparatif dibanding daerah-daerah
lain. Demikian pula dengan menggunakan analisa Policy Analysis Matrix (PAM), baik melalui kebijakan subsidi minyak tanah maupun tanpa subsidi minyak tanah, masih memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan nilai DRC 0,6602 dan nilai PCR 0,8038 lebih kecil dari satu. Ini berarti secara ekonomi memproduksi tembakau virginia dari segi penggunaan sumberdaya domestik efisien dan menguntungkan. Sedangkan kebijakan penurunan harga input tradable sebesar 5 %, menyebabkan harga privat input tradable lebih murah daripada sebelum terjadi kebijakan. Keadaan ini menunjukkan bahwa penurunan harga input tradable 5% tetap memiliki keunggulan kompetitif tercermin dari nilai PCR < 1. Sebaliknya kebijakan peningkatan harga input tradable 10 % dan 30 % menyebabkan harga privat input tradable lebih mahal dibanding jika tidak ada kebijakan kenaikan. Keadaan ini dapat disimpulkan bahwa usaha agribisnis tembakau virginia di Kabupaten Lombok
Timur masih tetap memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif walaupun nilainya lebih rendah dari sebelumnya. | en_US |