TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ACARA TALK SHOW PROVOCATIVE PROACTIVE DI METRO TV (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK)
Abstract
Talk Show merupakan salah satu jenis program acara yang menghadirkan
bintang tamu sebagai nara sumber, membahas masalah terkait dan dipandu oleh
moderator. Acara talk show menjadi menarik karena dibawakan oleh pemandu yang
dapat membuat acara menjadi menarik. Hal ini terjadi karena pemaksaan dan
provokasi yang dilakukan oleh pemandu dapat memancing pelaku percakapan agar
berbicara dan mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang provokatif, sehingga
berakibat mempertajam konflik, dan menjadikan percakapan dalam diskusi
bertambah hangat.
Tindak tutur sebagai wujud peristiwa komunikasi mempunyai fungsi,
mengandung maksud, dan tujuan tertentu, serta dapat menimbulkan pengaruh akibat
pada mitra tutur. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang selain berfungsi untuk
menyatakan sesuatu, juga berfungsi untuk melakukan sesuatu. Dalam tindak tutur ini
satu tuturan mengandung dua maksud, yaitu menginformasikan dan menyuruh
melakukan sesuatu. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: jenis dan
fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat pada acara talk show provocative proactive
di Metro TV; dan penerapan prinsip kerja sama yang terdapat pada acara talk show
provocative proactive di Metro TV.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian
hasil analisis data. Sumber data dalam penelitian ini adalah acara talk show
provocative proactive yang ditayangkan di Metro TV. Sumber data diambil secara
acak pada edisi bulan Oktober-Desember 2011. Data dalam penelitian diperoleh darituturan pada bincang-bincang atau tanya jawab yang berlangsung antara pemandu
acara dan bintang tamu pada acara talk show Provocative Proactive.
Dari lima jenis tindak tutur ilokusi yakni, asertif, direktif, komisif, ekspresif
dan deklaratif, pada acara Provocative Proactive ditemukan tiga jenis, yakni asertif,
direktif dan ekspresif. Dari lima jenis tindak tutur ilokusi asertif yakni menyatakan,
membanggakan, mengusulkan, melaporkan dan mengeluh, yang ditemukan adalah
menyatakan, membanggakan dan mengusulkan, yang tidak ditemukan adalah
melaporkan dan mengeluh. Jenis direktif yang ditemukan yakni memerintah dan
meminta, yang tidak ditemukan yakni menasehati. Jenis ekspresif yang ditemukan
yakni menyalahkan dan memuji, yang tidak ditemukan yakni memaafkan dan
berterima kasih. Sehingga dari sekian banyak jenis tindak tutur ilokusi, hanya ada
beberapa jenis yang ditemukan dalam acara Provocative Proactive.
Dari empat fungsi tindak tutur ilokusi yakni, kompetitif, konvivial,
kolaboratif, dan konfliktif, pada acara Provocative Proactive ditemukan keempat
fungsi tersebut. Dari empat fungsi kompetitif, yakni memerintah, meminta, menuntut,
dan mengemis, ditemukan satu fungsi yakni memerintah. Dari lima fungsi konvivial
yakni mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, dan
memohon, ditemukan tiga fungsi yakni, menyapa, mengucapkan selamat dan
mengucapkan terima kasih. Dari empat fungsi kolaboratif yakni, melaporkan,
mengumumkan, mengajarkan, dan menginstruksikan, ditemukan satu fungsi yakni
menginstruksikan. Dari lima fungsi konfliktif yakni, mengancam, menuduh,
memarahi, menyumpai, dan menegur, ditemukan tiga fungsi yakni, menegur,
memarahi dan menuduh. Dari empat maksim yang terdapat dalam prinsip kerja sama
yakni, maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara, pada
acara Provocative Proactive ditemukan keempat maksim tersebut. Sehingga dari
keempat maksim dalam prinsip kerja sama telah diterapkan oleh peserta tutur pada
bincang-bincang atau tanya jawab, yakni maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, dan maksim cara.