Tingkat Eksploitasi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina F.) Terhadap Keberadaan Hama Ulat Kipat (Cricula trifenestrata H.) pada Daun tanaman Alpukat (Persea gratissima G.)
Abstract
Tingkat Eksploitasi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina F.) terhadap keberadaan Hama Ulat Kipat (Cricula trifenestrata H.) pada Daun Tanaman
Alpukat (Persea gratissima G.); Junaidi Abdillah; 070210103098; 2012; 85 halaman; Program Studi Pendidikan Biologi; Jurusan Pendidikan MIPA; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Ulat kipat (Cricula trifenestrata H.) merupakan salah satu hama utama tanaman buah-buahan seperti alpukat, jambu biji, jambu mete, mangga, kedondong, kenari, cokelat, dan kayu manis. Stadia paling efektif merusak adalah stadia ulat. Hama ulat ini menyerang tanaman buah-buahan pada bagian daunya. Ulat memakan bagian daun yang masih muda ataupun pada daun tua. Ulat ini memiliki karakteristik sangat rakus saat memakan daun tanaman sehingga menyebabkan daun menjadi
gundul. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya penghambatan perbungaan dan penurunan produksi hasil panen (Soebandrijo et al., 1994). Pengendalian hama ulat kipat (Cricula trifenestrata H.) sering dilakukan dengan cara biologis, mekanis, dan kimiawi. Pengendalian secara biologis telah diterapkan dengan memanfaatkan musuh alami patogen, dilakukan dengan menggunakan jamur Metharrhizum anisopliae dan Beauveria bassima. Kedua patogen ini mampu menekan populasi larva hingga 100% (Anggelina, 1990). Selain itu, hama ini juga mempunyai beberapa musuh alami yang potensial, antara lain parasitoid telur Telenomus sp., Agiomathus sp., dan Mesocomys orientalis serta
parasitoid pupa Xanthopimpla sp. Dan Exorista sp. (Wikardi et al., 1996). Semut rangrang berstatus sebagai predator terhadap hama lain dan juga
memakan telur, larva, pupa maupun serangga dewasa (polyfagus). Penggunaan semut rangrang sebagai antihama sudah diterapkan sejak lama oleh petani-petani di Delta Mekong Vietnam dan di Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil penggunaan semut rangrang di daerah tersebut dapat dibuktikan bahwa semut rangrang dapat melindungi kebun dari serangan hama kepik hijau, kutu daun, belalang, ulat pemakan daun, ulat penggerek buah, jambu mete, mangga, dan jeruk sehingga dari penerapan konsep biologis tersebut menggunakan semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah serta buah yang dihasilkan lebih menarik dan segar (Mele dan Cuc, 2004: 20). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara jumlah individu dan berat awal semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) terhadap penurunan berat tubuh ulat kipat (Cricula trifenestrata H.). Penelitian ini dilakukan diLaboratorium Zoologi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember dengan desain Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari delapan perlakuan dan ulangan sebanyak tiga kali. Masing-masing perlakuan dilakuakan selama 3 x 24 jam. Dalam penelitian ini ditimbang berat awal dan berat akhir semut rangrang dan ulat kipat dengan
menggunakan timbangan analitik yang memiliki tingkat ketelitian 0,0001 gram, serta menghitung perubahan/selisih berat tubuh keduanya sebelum dan sesudah perlakuan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis korelasi untuk mengetahui keterkaitan antara jumlah individu dan berat awal semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) terhadap penurunan berat tubuh ulat kipat (Cricula trifenestrata H.) dengan tingkat kepercayaan 95% (p=0,05). Untuk mengetahui pengaruh peningkatan jumlah individu (Oecophylla smaragdina F.) terhadap penurunan berat tubuh ulat
kipat (Cricula trifenestrata H.), data dianalisis menggunakan Analisis Regresi dengan bantuan Sofware SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) berkorelasi sangat signifikan sebesar 93% (r = -0,93, p = 0,00)
terhadap penurunan berat tubuh ulat kipat (Cricula trifenestrata H.), sedangkan berat awal semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) berkorelasi sangat signifikan sebesar 92,8% (r = -0,928, p = 0,00) terhadap penurunan berat ulat kipat (Cricula
trifenestrata H.) Tingkat eksploitasi semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) terhadap keberadaan ulat kipat (Cricula trifenestrata H.) selama tiga hari perlakuan sebesar 1,48 %. Tingkat eksploitasi semut rangrang (Oecophylla smaragdina F.) perhari didapatkan nilai sebesar 0,49 %.