PENGGUNAAN ISTILAH, DEIKSIS, SINGKATAN, DAN AKRONIM DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK
Abstract
Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang digunakan
sebagai alat komunikasi dengan media internet. Facebook merupakan sebuah
jaringan komunikasi yang bisa menghubungkan kita ke dalam berbagai aktivitas
dunia maya yang dapat digunakan oleh berbagai pihak, misalnya remaja, anak-
anak, dewasa, orangtua, mahasiswa, dosen, dan sebagainya . Facebook juga dapat
digunakan untuk memperoleh berbagai pengetahuan, untuk pertemanan bahkan
tidak jarang perjodohan. Penggunaan istilah, singkatan, dan akronim tidak jarang
kita temukan dalam status-status atau komentar yang terdapat dalam facebook.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) pemakaian istilah-istilah dalam
facebook, (2) pemakaian deiksis dalam facebook, dan (3) pemakaian singkatan
dan akronim dalam facebook.
Penelitian ini dilakukan tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap
analisis data, dan tahap penyajian data. Tahap penyediaan data dilakukan melalui
dua cara, yaitu percakapan dan penyimakan. Teknik dasar pada penelitian ini yaitu
menggunakan teknik dasar sadap, teknik simak bebas libat cakap (SBLC), dan
teknik catat sebagai teknik lanjutannya. Pada tahap analisis data, penulis
menggunakan metode padan dan metode agih. Metode padan yang digunakan
dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah padan referensial, metode
padan translational, dan metode padan komparatif. Metode agih yang digunakan
adalah teknik bagi unsur langsung (BUL) sebagai teknik dasarnya serta teknik
lesap, teknik perluas, dan teknik komparatif sebagai teknik lanjutannya. Tahap
pemaparan hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan metode formal dan
informal. Metode formal digunakan untuk menyajikan data yang ditulis dalam
transkripsi fonetis, sedangkan metode informal digunakan untuk menyajikan data
yang bersifat deskriptif. Dari hasil pembahasan dapat ditemukan pengklasifikasian sebagai
berikut: istilah dapat dibagi menjadi tiga, (1) istilah berdasarkan makna dibagi
menjadi tiga yaitu (a) istilah berdasarkan makna meluas, misalnya pedas yang
mempunyai sebenarnya mempunyai makna rasa yang ditimbulkan oleh cabai
tetapi dalam facebook bisa digunakan sebagai ungkapan untuk seseorang yang
berkata sangat menyakitkan; (b) istilah berdasarkan makna yang menyempit,
misalnya nyengir; dan (c) istilah berdasarkan makna yang menyimpang, misalnya
ngebet yang mempunyai konotasi negatif dalam sebuah pembicaraan; (2) istilah
berdasarkan konsep penggunaan dibagi menjadi tiga, yaitu: (a) istilah yang
bermakna menghaluskan, misalnya jijay; (b) istilah yang bermakna menggoda
atau merayu, misalnya gombal, dan (c) istilah yang bermakna menyindir,
misalnya katrok; (3) istilah berdasarkan proses pembentukan asal usul istilah
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: (a) istilah dalam bentuk akronim, misalnya
bronis; (b) istilah dalam bentuk bahasa daerah, misalnya norkop; dan (c) istilah
dalam bentuk abreviasi, misalnya parno; (4) deiksis pronomina persona dalam
facebook. Akronim dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (a) akronim
didasarkan atas bentuk asli, misalnya autis; (b) akronim didasarkan atas bentuk
baru, misalnya curcol; (c) akronim berdasarkan bentuk lainnya, misalnya tuti.
Singkatan dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: (a) singkatan didasarkan
pada bentuk asli, misalnya PMI; (b) singkatan dalam bentuk gabungan huruf dan
angka, misalnya 5p, (c) singkatan yang menghilangkan unsur vokal dalam sebuah
kata, misalnya gmn; dan (d) singkatan berdasarkan bentuk baru, misalnya DDR.
Dalam penelitian ini ditemukan beberapa istilah, singkatan dan akronim
yang mengalami perubahan makna dan ada pula istilah, singkatan, dan akronim
baru yang dibentuk karena adanya konsep baru yang sengaja digunakan sebagai
bahan kelucuan atau keanehan antar pengguna situs jejaring sosial facebook.
Standardisasi pemaknaan yang digunakan oleh penulis adalah Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan Kamus Gaul yang berasal dari internet. Selain itu,
penggunaan kata-kata dalam facebook yang banyak menimbulkan pengaruh
negatif kepada pihak lainnya yang bisa memicu perkembangan psikologis pada
anak dan remaja lainnya.