UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
Abstract
Infeksi Staphylococcus aureus masih menjadi perhatian di bidang
kedokteran. Hal ini disebabkan tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas pada
infeksi S. aureus. Bakteri ini merupakan patogen utama pada manusia. Hampir semua
orang pernah mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini, dengan derajat
keparahan yang beragam. Besarnya risiko dan bahaya infeksi oleh bakteri S.aureus
ini, maka perlu dikembangkan suatu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif pengobatan, salah satunya adalah propolis. Propolis mengandung banyak
zat biologi yang bermanfaat. Diduga salah satu kandungan propolis, yaitu flavonoid,
memiliki aktivitas antibakteri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan
kadar hambat minimum (KHM) ekstrak propolis terhadap pertumbuhan S. aureus.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian semu eksperimental yang
dilakukan di laboratorium. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest
Only Control Grup Design. Metode uji kepekaan kuman terhadap antibakteri yang
digunakan adalah metode difusi dengan cara sumuran. Sampel yang digunakan
adalah kuman S. aureus, ekstrak propolis dengan konsentrasi 10.000 mg/ml; 5.000
mg/ml; 2.500 mg/ml; 1.250 mg/ml; 625 mg/ml; 312,5 mg/ml; 156,25 mg/ml; dan 78,125
mg/ml, serta kontrol negatif (-) yaitu triethanolamine/TEA yang dilarutkan dalam
aquades steril dan kontrol positif (+) yaitu suspensi siprofloksasin. Ukuran sampel
(sample size) pada penelitian ini, sesuai dengan tabel ketentuan uji Anova, yaitu 48.
Data diperoleh dengan cara mengukur zona hambatan pertumbuhan S. aureus yang
terjadi di sekeliling silinder sumuran pada media Muller Hinton (MH) dengan
menggunakan jangka sorong. Zona hambatan adalah jarak terdekat (mm) dari tepi
viii
luar silinder hingga mulai terjadinya pertumbuhan bakteri. Data kemudian dianalisis
dengan One Way ANOVA, jika tidak memenuhi persyaratan maka dapat dianalisis
dengan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri ekstrak
propolis terhadap pertumbuhan koloni S. aureus secara in vitro. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak propolis maka daya hambat terhadap pertumbuhan koloni S.
aureus semakin besar. Selain itu ekstrak propolis memiliki aktivitas antibakteri
terhadap pertumbuhan S. aureus dengan nilai KHM 312,5 mg/ml.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]