Show simple item record

dc.contributor.authorSukma Surya Putri
dc.date.accessioned2014-01-17T00:26:25Z
dc.date.available2014-01-17T00:26:25Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM081610101065
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15589
dc.description.abstractPemanfaatan kekayaan hayati Indonesia seperti penggunaan tanaman herbal sebagai salah satu bahan alternatif pengobatan tradisional telah meluas di masyarakat. Salah satunya adalah penggunaan daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai obat untuk menyembuhkan luka. Dalam bidang kedokteran gigi, luka dapat terjadi setelah perawatan gingivektomi. Gingivektomi merupakan teknik penghilangan jaringan gingival melalui prosedur pembedahan. Pada saat terjadi luka, tubuh akan merespon dengan mengadakan respon penyembuhan. Salah satu elemen seluler yang berperan dalam penyembuhan adalah sel fibroblas. Proliferasi fibroblas dipengaruhi oleh kecukupan nutrisi, salah satunya vitamin C. Kandungan vitamin C dalam daun pepaya diketahui cukup tinggi yaitu sebesar 140 mg dalam 100 g daun. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai potensi perasan daun pepaya terhadap jumlah sel fibroblas pasca gingivektomi pada tikus Wistar jantan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi perasan daun pepaya terhadap peningkatkan jumlah sel fibroblas gingiva pasca gingivektomi pada tikus Wistar jantan, dan lama pemberian perasan daun pepaya yang berpengaruh dalam peningkatkan jumlah sel fibroblas gingiva pasca gingivektomi pada tikus Wistar jantan. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only control group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Histologi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Terdapat dua kelompok hewan coba yang diamati, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan, yang masing-masing berjumlah 24 ekor tikus. Kelompok kontrol adalah tikus yang dilakukan gingivektomi dan diberikan aqudest steril sebanyak 2 ml secara intragastric. Kelompok perlakuan adalah tikus yang vii 8 dilakukan gingivektomi dan diberikan perasan daun pepaya sebanyak 2 ml secara intragastric. Tikus di dekaputasi pada hari ke-3, ke-5 dan ke-7. Jaringan gingiva tikus diambil dan kemudian dilakukan proses secara histologi, lalu dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah sel fibroblas. Hasil penelitian dilakukan uji normalitas dengan test Kolmogorof-Smirnov dan diuji homogenitasnya dengan Levene Test. Dilanjutkan dengan uji Anova One Way Anova dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan uji beda dengan LSD didapatkan adanya perbedaan jumlah sel fibroblas antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, dengan nilai p < 0,05. Pada penelitian ini, jumlah sel fibroblas pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol, dan jumlah sel fibroblas tertinggi pada kelompok perlakuan hari ke-7. Hal ini kemungkinan disebabkan karena lebih terpenuhinya nutrisi yang diperlukan dalam masa penyembuhan, salah satunya vitamin C yang terkandung dalam perasan daun pepaya. Vitamin C dapat mengaktivasi pemberian sinyal intraseluler yang berfungsi untuk regulasi proliferasi sel fibroblas. Jika jalur ini aktif, maka sensitivitas sel terentu terhadap faktor pertumbuhan akan meningkat. Faktor pertumbuhan seperti Platelet-derived growth factor (PDGF), Transforming growth factor-beta (TGF-β), dan Fibroblast growth factor (FGF) bertugas dalam proliferasi fibroblas. Proliferasi sel fibroblas adalah pertumbuhan jaringan melalui perkembangbiakan sel fibroblas. Proliferasi sel fibroblas secara sederhana dapat diamati melalui parameter kuantitatif dengan menghitung jumlah sel fibroblas yang terbentuk selama proses penyembuhan luka. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah, 1) perasan daun pepaya (Carica papaya L.) dapat meningkatkan sel fibroblas pasca gingivektomi pada tikus wistar jantan, 2) Semakin lama pemberian perasan daun pepaya (Carica papaya L.), maka semakin banyak jumlah sel fibroblas pasca gingivektomi pada tikus wistar jantan. Pada penelitian ini, jumlah sel fibroblas terbanyak terdapat pada kelompok perlakuan yang diberi perasan daun pepaya selama 7 hari.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081610101065;
dc.subjectPERASAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)en_US
dc.titlePOTENSI PERASAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP JUMLAH SEL FIBROBLAS PASCA GINGIVEKTOMI PADA TIKUS WISTAR JANTANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record