dc.description.abstract | Penelitian ini dilakukan di kabupaten trenggalek karena melihat dari potensi
sumber daya alam yang ada di trenggalek yang begitu besar terutama dari segi
pariwisata dan sektor agraris. Dengan adanya otonomi daerah seharusnya sektor ini
dapat dikembangkan secara optimal sebagai salah satu sumber pendapatan asli
daerah. Dilihat dari data terakhir pendapatan asli daerah dikabupaten trenggalek
mengalami peningkatan pada tahun 2008 yaitu sebesar 18.783.767.018,72 milyar.
Trenggalek sangat menarik untuk diteliti setelah adanya kebijakan baru mengenai
pemerintah yaitu otonomi daerah yang memberikan peluang kepada pemerintah
daerah untuk lebih mengoptimalkan potensi sumberdaya alam yang ada. Selain itu
minimnya penelitian tentang evaluasi pembangunan yang ada di kabupaten ini setelah
otonomi daerah merupakan salah satu kekurangan referensi dalam pembangunan
kabupaten ini, sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan pemerintah daerah kabupaten Trenggalek dalam membangun
perekonomian dan juga menentukan target-target pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Hipotesa yang dapat diambil adalah bahwa setelah adanya otonomi daerah ada
perubahan yang signifikan terhadap indikator-indikator makro ekonomi yaitu
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, pendapatan
per kapita, tingkat inflasi, tingkat pengangguran serta jumlah penduduk miskin. Dan
meningkatnya kinerja otonomi daerah yang dilihat dari indikator fiskal yaitu APBD.
Dari hasil perhitungan tersebut tiga indikator makro yaitu PDRB mengalami
peningkatan sebesar 215,64 Milyar setelah pelaksanaan otonomi daerah sedangkan
jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 3.7201,75 jiwa dan
pendapatan perkapita mengalami peningkatan sebesar 458,99 ribu setelah
pelaksanaan Otonomi Daerah. Untuk tiga indikator lainnya yaitu tingkat inflasi,
tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi tidak mengalami peningkatan
kinerja setelah pelaksanaan Otonomi Daerah.
Penilaian kinerja ekonomi dalam pelaksanaan Otonomi Daerah dilihat dari
indikator fiskal yang mendukung yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) menunjukkan adanya peningkatan kinerja APBD yaitu sebesar76,23 Milyar
setelah pelaksanaan otonomi daerah dibandingkan sebelum pelaksanaan Otonomi
Daerah di Kabupaten Trenggalek. | en_US |