PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH DI TK KARTIKA IV-8 KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Usia prasekolah merupakan periode atau masa keemasan (golden age) dalam
proses perkembangan, dimana pada usia tersebut aspek kognitif, fisik, motorik, dan
psikososial seorang anak berkembang dengan optimal. Salah parameter
perkembangan adalah motorik halus. Motorik halus adalah suatu gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, kemampuan
motorik halus dipengaruhi oleh intensitas belajar dan berlatih dari masing-masing
anak, misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mewarnai, menyusun
puzzle, melipat, menulis dan sebagainya, kedua kemampuan tersebut sangat penting
agar anak dapat berkembang secara optimal. Membentuk karakter pribadi anak yang
matang, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi segala permasalahan yang ada
dalam hidupnya diperlukan rangsangan yang dapat mengoptimalkan seluruh aspek
tersebut. Anak yang termasuk dalam usia prasekolah adalah anak dengan usia 4-6
tahun. Perkembangan kecerdasan pada usia prasekolah ini mengalami peningkatan
dari 50% menjadi 80%. Salah satu cara mengoptimalkan penggunaan semua dimensi
otak adalah senam otak (Depdiknas, 2004). Gerakan-gerakan yang ada di dalamnya
dibuat untuk merangsang otak.
Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk
memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan aktivitas sehari-hari. Senam otak terkait dengan ilmu gerak tubuh, yaitu gerakan tubuh yang disatukan dan
dipadukan, sehingga dapat membantu mengoptimalkan fungsi dari otak.
Senam otak akan memfasilitasi agar bagian otak kanan dan otak kiri dapat bekerja
secara seimbang. Dimensi lateralis, yang mendapat rangsangan adalah otak kiri dan
kanan, sedangkan dalam dimensi pemfokusan, gerakan senam otak pun berupaya
meringankan atau merileksasi otak belakang dan bagian otak depan. Dimensi
pemusatan, gerakan senam otak juga merangsang sistem yang terkait dengan
perasaan/emosional, yakni otak tengah (sistem limbik) dan otak besar. Gerakan senam
otak pada cerebrum dapat menstimulasi fungsi cerebrum. Aplikasi gerakan senam
otak pada cerebellum terdiri dari gerakan keseimbangan, koordinasi gerak otot,
keterampilan motorik halus (Saichudin dkk, 2009).
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi motorik halus pada anak usia
prasekolah usia 4-6 tahun sebelum intervensi, sesudah intervensi dan pengaruh
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam otak (brain gym) Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimental dengan rancangan one
group pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 orang dengan
menggunakan teknik sampel jenuh. Sampel akhir dalam penelitian sejumlah 28
orang. Data analisis dengan uji statistik wilcoxon sign rank test untuk mengetahui
perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motorik halus sebelum senam otak
(brain gym) 3,6% (1 orang) kurang, 75% (21 orang) cukup , dan 21,4% (6 orang)
baik sedangkan setelah intervensi data menunjukkan 57,1% (16 orang) kategori
motorik halus baik dan 42,9% (12 orang) memiliki motorik halus cukup. Berdasarkan
pengolahan data melalui SPSS didapatkan bahwa p value (0,001) < α (0,05) yang
berarti H0 ditolak. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh
yang sangat bermakna antara motorik halus sebelum dan sesudah senam otak (brain
gym) pada anak usi prasekolah usia 4-6 tahun di TK Kartika IV-8 Kecamatan
Sumbersari Kabupaten Jember. Saran penelitian adalah penerapan senam otak (brain
gym) pada anak usia prasekolah.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]