Hubungan Penyakit Periodontal Selama Masa Kehamilan dengan Jumlah Koloni Bakteri Plak Subgingiva;
Abstract
Pada masa kehamilan terjadi perubahan hormon seksual. Selama masa
kehamilan, plasenta mulai memproduksi estrogen dan progesteron. Konsentrasi yang
tinggi dari hormon seksual ditemukan pada jaringan gingiva, saliva, serum dan cairan
krevikular juga mungkin mengakibatkan respons berlebihan. Pada saat hamil terjadi
perubahan perbandingan bakteri aerob dan anaerob. Perubahan perbandingan bakteri
anaerob terhadap bakteri aerob merupakan hasil dari perubahan lingkungan
subgingiva sebagai akibat akumulasi progesteron selama kehamilan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penyakit periodontal selama
masa kehamilan dengan jumlah koloni bakteri plak subgingiva.
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan
penelitian kohort, dilakukan di Puskesmas Kaliwates dan Laboratorium Klinik
Sejahtera pada bulan Januari-Agustus 2007. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling. Besar sampel yang digunakan adalah 20
sampel yang terdiri dari 10 orang wanita hamil dan 10 orang wanita tidak hamil
sebagai kontrol. Analisis data menggunakan uji statistik parametrik regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah koloni bakteri plak
subgingiva tertinggi pada usia kehamilan trimester ketiga sebesar 303,3 cfu, diikuti
usia kehamilan trimester kedua sebesar 197,1 cfu dan terendah pada usia kehamilan
trimester pertama sebesar 178,4 cfu. Sedangkan untuk kontrol adalah sebesar 132,7
cfu. Hasil pemeriksaan PI menunjukkan bahwa rata-rata skor PI individu tertinggi
pada usia kehamilan trimester ketiga sebesar 0,664, diikuti usia kehamilan trimester
kedua sebesar 0,557 dan terendah pada usia kehamilan trimester pertama sebesar
0,474. Sedangkan rata-rata skor PI individu untuk kontrol adalah sebesar 0,133. Hasil
ix
pemeriksaan PlI menunjukkan bahwa rata-rata skor PlI tertinggi pada usia kehamilan
trimester ketiga, sebesar 0,808, diikuti usia kehamilan trimester kedua sebesar 0,644
dan terendah pada usia kehamilan trimester pertama sebesar 0,491. Sedangkan ratarata
skor PlI individu untuk kontrol adalah sebesar 0,269. Uji normalitas data dan
homogenitas varians menunjukkan bahwa data hasil penelitian terdistribusi normal
dan mempunyai varians yang sama. Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan terdapat
perbedaan bermakna pada jumlah koloni bakteri plak subgingiva tiap trimester, skor
PI individu tiap trimester dan skor PlI individu tiap trimester. Hasil uji LSD
menunjukkan nilai probabilitas untuk jumlah koloni bakteri plak subgingiva, skor PI
individu dan skor PlI individu adalah lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar trimester kehamilan dan kontrol. Uji
model summary pertama digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh jumlah
koloni bakteri plak subgingiva terhadap skor PI individu dan didapatkan hasil sebesar
69,9% sedangkan sisanya 30,1% dipengaruhi faktor lain. Uji model summary kedua
digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh skor PlI individu terhadap jumlah
koloni bakteri plak subgingiva dan didapatkan hasil sebesar 82,9% sedangkan
sisanya 17,1% dipengaruhi faktor lain. Uji model summary ketiga digunakan untuk
melihat seberapa besar pengaruh skor PlI individu terhadap skor PI individu dan
didapatkan hasil sebesar 57% sedangkan sisanya 43% dipengaruhi faktor lain. Hasil
uji regresi menunjukkan bahwa selama masa kehamilan meningkatnya skor PlI
individu berhubungan dengan semakin meningkatnya jumlah koloni bakteri plak
subgingiva, meningkatnya jumlah koloni bakteri plak subgingiva berhubungan
dengan meningkatnya skor PI individu dan meningkatnya skor PlI individu
berhubungan dengan meningkatnya skor PI individu.
Selama kehamilan terjadi peningkatan jumlah hormon estrogen dan
progesteron. Gingiva manusia mempunyai reseptor-reseptor untuk progesteron dan
estrogen. Oleh karena itu ketika level estrogen dan progesteron dalam plasma
meningkat, konsentrasinya pada jaringan gingiva juga meningkat. Akibatnya terjadi
respons yang berlebihan dari gingiva karena hormon-hormon tersebut mengakibatkan
x
peningkatan vaskularisasi dan perubahan dinding pembuluh darah gingiva, sehingga
menjadi lebih permeabel dan memperberat proses peradangan. Selain itu dalam cairan
krevikular juga ditemukan hormon-hormon tersebut dengan konsentrasi tinggi yang
bisa menjadi faktor pertumbuhan bagi mikroorganisme patogen periodontal.
Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dapat berjalan dengan baik apabila
berada pada lingkungan yang sesuai dan tersedianya nutrisi yang cukup.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah terdapat hubungan
antara penyakit periodontal selama masa kehamilan dengan jumlah koloni bakteri
plak subgingiva, yaitu seiring bertambahnya usia kehamilan maka jumlah koloni
bakteri plak subgingiva makin meningkat sehingga penyakit periodontal juga semakin
parah.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2086]