Show simple item record

dc.contributor.authorNuzulu Rohmah
dc.date.accessioned2014-01-16T12:48:30Z
dc.date.available2014-01-16T12:48:30Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM072210101081
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15488
dc.description.abstractNatrium diklofenak merupakan salah satu obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) yang biasa digunakan untuk terapi penyakit inflamasi sendi seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan penyakit pirai (gout). Natrium diklofenak jika diberikan secara oral memiliki beberapa kelemahan antara lain diabsorpsi dengan cepat dan lengkap pada saluran cerna, terikat 99% pada protein plasma, mengalami efek metabolisme lintas pertama sebesar 40-50%, waktu paruh obatnya singkat yakni sekitar 1-3 jam, dan mempunyai efek samping seperti timbulnya ulserasi lambung, mual, gastritis, dan sakit kepala sehingga penggunaan obat ini harus dilakukan dengan hati-hati pada penderita tukak lambung. Kelemahankelemahan pada penggunaan peroral dapat diatasi dengan cara menggunakan sistem penghantaran yang memanfaatkan kulit sebagai tempat masuknya obat yaitu sistem penghantaran transdermal. Bentuk sediaan setengah padat dipilih untuk menghantarkan natrium diklofenak melalui sistem penghantaran transdermal, dan dipilihlah sediaan gel. Gel natrium diklofenak dengan basis Carbopol ditambah dengan natrium lauril sulfat sebagai zat peningkat penetrasi untuk meningkatkan kecepatan penetrasi. Dirancang 4 formula dengan variasi konsentrasi natrium lauril sulfat 0; 0,3; 0,5; dan 1% untuk mengetahui pengaruh natrium lauril sulfat terhadap kecepatan penetrasi natrium diklofenak menembus kulit tikus. Pengujian terhadap gel yang dihasilkan meliputi evaluasi sediaan dan pengujian penetrasi. Evaluasi sediaan meliputi pengujian organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, uji sifat alir, dan pengujian homogenitas bahan aktif dalam sediaan. Berdasarkan evaluasi sediaan yang telah dilakukan, semua formula telah memenuhi persyaratan seluruh pengujian dan dapat disimpulkan bahwa natrium lauril sulfat memberikan pengaruh terhadap nilai pH, viskositas, dan daya sebar sediaan. Uji penetrasi keempat formula dilakukan menggunakan metode paddle over disk pada suhu 37 o C±0,5 o C dengan kecepatan putar 50 rpm. Pengujian ini dilakukan selama 8 jam menggunakan membran berupa kulit tikus. Hasil pengambilan sampel pada menit-menit yang telah ditentukan kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 276 nm menggunakan spektrofotometer UVVis. Hasil serapan yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung laju difusi natrium diklofenak (fluks). Hasil pengujian penetrasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kecepatan penetrasi gel yang mengandung natrium lauril sulfat 1% > 0,5 & 0,3> 0% dengan nilai fluks masing-masing adalah 45,037 µg/cm jam, 35,274 µg/cm 2 jam, 35,835 µg/cm 2 jam, dan 25,429 µg/cm ix 2 jam. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa fluks penetrasi terbesar dihasilkan oleh gel yang mengandung natrium lauril sulfat 1%, sedangkan fluks penetrasi terkecil dihasilkan gel yang mengandung natrium lauril sulfat 0%. Hasil uji statistik menggunakan One Way ANOVA yang diikuti dengan uji LSD menunjukkan bahwa semua formula gel berbeda secara signifikan kecuali antara formula gel yang mengandung natrium lauril sulfat 0,3 dan 0,5%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101081;
dc.subjectNATRIUM LAURIL SULFAT TERHADAP PENETRASI NATRIUM DIKLOFENAKen_US
dc.titlePENGARUH NATRIUM LAURIL SULFAT TERHADAP PENETRASI NATRIUM DIKLOFENAK DALAM GEL CARBOPOL MELALUI KULIT TIKUS SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record