EFEK SUPLEMENTASI KALSIUM DOSIS TINGGI DALAM MENCEGAH STEATOSIS DAN STEATOHEPATITIS PADA TIKUS PUTIH YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
Abstract
Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan istilah yang dipakai
untuk mewakili spektrum penyakit hati mulai dari steatosis menuju
steatohepatitis, fibrosis, dan sirosis. Sampai saat ini belum ada data tentang
penggunaan komponen makanan berupa mineral yaitu contohnya kalsium, dalam
mengurangi resiko terjadi atau menghambat perkembangan NAFLD. Pengunaan
suplemen kalsium pada penelitian ini didasarkan kepada beberapa alasan.
Pertama, kalsium berperan dalam menghambat absorbsi lemak di usus, dan
asupan tinggi kalsium mempunyai efek penurunan berat badan dan penurunan
kadar kolesterol dalam darah. Kedua, menurut penelitian yang dilakukan oleh
Fujikawa (2004) penurunan berat badan efektif memperbaiki gambaran histologi
hati dan profil biokimia darah pada pasien steatohepatitis, dan penggunaan obatobatan
penurun
kolesterol
darah
juga
dapat
memperbaiki
inflamasi
yang
terjadi
di
hati
pada pasien steatohepatitis (Sears, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek suplementasi kalsium dosis tinggi dalam mencegah terjadinya
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
http://digilib.unej.ac.id
steatosis dan steatohepatitis pada tikus putih yang diberi diet tinggi lemak.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan
menggunakan 24 tikus putih jantan galur Sprague dawley dengan berat badan 200
gram, dan berumur 3 bulan. Sampel dibagi dalam 3 kelompok, yaitu 8 tikus dalam
kelompok kontrol (K) dengan pemberian diet normal, 8 tikus dalam kelompok
perlakuan 1 (P1) dengan pemberian diet tinggi lemak dan aquades 1 ml/hari per
oral , dan 8 tikus dalam kelompok perlakuan 2 (P2) dengan pemberian diet tinggi
lemak dan suplemen kalsium 36 mg/hari per oral. Penelitian dilakukan pada bulan
vii
Juli-Agustus 2007 di Laboratorium Farmakologi dan Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Gigi serta Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Jember, dengan masa perlakuan 28 hari. Pembuatan preparat histologi
hati tikus dilakukan dengan menggunakan metode parafin dan pewarnaan HE.
Parameter yang digunakan adalah derajat steatosis yang terjadi dan ada tidaknya
infiltrasi sel-sel radang (inflamasi) di jaringan hati. Derajat steatosis dan ada
tidaknya inflamasi di hati kemudian dikonversi menjadi bentuk skor dan dianalisis
dengan menggunakan uji Kruskal Wallis. Jika ada perbedaan bermakna, uji
kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.
Berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran H), untuk steatosis terdapat
perbedaan bermakna (p<0,05) antara ketiga kelompok dan antar masing-masing
kelompok. Sedangkan untuk inflamasi, terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
antara ketiga kelompok dan antar masing-masing kelompok kecuali antar
kelompok P2 dan K. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada kelompok K
37,5% sampel mengalami steatosis derajat ringan, pada kelompok P1 75% sampel
mengalami steatosis derajat sedang dan 25% sampel mengalami steatosis derajat
ringan, dan pada kelompok P2 100% sampel mengalami steatosis derajat berat.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada kelompok K 12,5 % sampel disertai
infiltrasi sel radang di daerah portal dan lobular, 100% sampel pada kelompok P1
disertai infiltrasi sel radang di daerah portal, dan 0% atau tidak ada sampel pada
kelompok P2 yang disertai infiltrasi sel radang. Dari pembahasan dapat
disimpulkan bahwa suplementasi kalsium dosis tinggi dengan dosis 36 mg/hari
per oral tidak mampu mencegah terjadinya steatosis hati namun mampu mencegah
terjadinya steatohepatitis yang disebabkan oleh pemberian diet tinggi lemak pada
tikus putih dalam jangka waktu 28 hari.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]