PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, AND EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA KOMPOSISI DAN INVERS FUNGSI KELAS XI DI SMA NEGERI 3 JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012
Abstract
Berdasarkan penelitian terdahulu dan hasil wawancara dengan guru bidang
studi matematika di SMA Negeri 3 Jember, masih banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika komposisi dan invers fungsi. Hasil
wawancara dengan guru juga menunjukkan bahwa pembelajaran yang selama ini sering dilakukan adalah menggunakan metode ekspositori dan pemberian latihan soal
untuk siswa. Dengan pembelajaran seperti itu, siswa masih kesulitan atau kurang memperhatikan dalam pembelajaran.
Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting and Extending) adalah suatu model yang dikembangkan untuk menghubungkan, mengorganisasikan,
menggambarkan dan menyampaikan pengetahuan yang ada dalam pikiran siswa serta memperluas pengetahuan mereka dengan melakukan diskusi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan,
aktivitas, dan keefektifan penerapan pembelajaran kooperatif model CORE untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal matematika komposisi dan invers
fungsi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Jember tahun
ajaran 2011/2012 yang berjumlah 37 siswa. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat komponen pokok, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, dengan materi berlanjut, yaitu materi komposisi fungsi pada siklus I dan
materi invers fungsi pada siklus II. Model skema yang digunakan adalah model skema penelitian tindakan kelas Hopkins. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2012 sampai dengan 5 Maret 2012.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending) dalam pembelajaran kooperatif komposisi
dan invers fungsi kelas XI di SMA Negeri 3 Jember tahun ajaran 2011/2012 berjalan dengan baik dan lancar serta mendapat tanggapan positif dari guru dan sebagian besar
siswa. Secara keseluruhan, pembelajaran yang diterapkan sudah sesuai dengan langkah-langkah model CORE dalam pembelajaran kooperatif. Aktivitas siswa dan
guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal komposisi dan invers fungsi mengalami penurunan dari tes
pendahuluan sampai tes akhir siklus II. Persentase kesalahan penggunaan data mengalami penurunan dari 18,43 % pada tes pendahuluan menjadi 6,94 % pada tes akhir siklus I dan menjadi 3,81 % pada tes akhir siklus II. Persentase kesalahan
interpretasi bahasa mengalami penurunan dari 3,54 % pada tes pendahuluan menjadi 0,41 % pada tes akhir siklus I dan menjadi 0 % pada tes akhir siklus II. Persentase
kesalahan penyimpangan teorema atau definisi mengalami penurunan dari 22,47 % pada tes pendahuluan menjadi 16,73 % pada tes akhir siklus I dan menjadi 11,43 % pada tes akhir siklus II. Persentase kesalahan teknis mengalami penurunan dari 25,51
% pada tes pendahuluan menjadi 24,9 % pada tes akhir siklus I dan menjadi 7,62 % pada tes akhir siklus II. Sedangkan persentase kesalahan selain keempat tipe
kesalahan di atas juga mengalami penurunan yaitu dari 47,98 % pada tes pendahuluan menjadi 14,29 % pada tes akhir siklus I dan menjadi 11,43 % pada tes akhir siklus II.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending) dalam pembelajaran kooperatif
cukup efektif untuk mengatasi kesalahan siswa menyelesaikan soal matematika komposisi dan invers fungsi kelas XI di SMA Negeri 3 Jember Tahun Ajaran
2011/2012 dengan rata-rata persentase efektivitas sebesar 49,44 %.