Ektraksi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Antimikroba Minyak Atsiri dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza D.Dietr.)
Abstract
Penelitian tentang kimia bahan alam dewasa ini semakin banyak
dieksploitasi sebagai bahan obat-obatan baik untuk farmasi maupun untuk
kepentingan pertanian. Khasiat obat pada suatu tanaman umumnya disebabkan
oleh kandungan metabolit sekundernya, salah satu diantaranya adalah minyak
atsiri. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri dari daun
sirih, rimpang temu kunci, dan kunyit memiliki aktivitas sebagai antijamur dan
antibakteri (Elistina, 2005). Menurut Habsah (dalam Sukari, 2008) minyak atsiri
seperti limonena, eugenol, pinen, dan geraniol banyak terdapat dalam spesies
Zingiberaceae. Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait identifikasi dan
isolasi minyak atsiri spesies dari famili Zingiberaceae. Namun masih banyak
ditemukan perbedaan hasil identifikasi minyak atsiri. Perbedaan tersebut dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah perbedaan metode
ekstraksi.
Untuk mengetahui perbedaan hasil identifikasi minyak atsiri kencur
(Kempferia galanga L.) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dilakukan
dengan membandingkan dua metode ekstraksi yang berbeda yaitu maserasi dan
distilasi uap serta menganalisa potensi antibakteri dan antijamur dari ekstrak
kedua rimpang tersebut.
vii
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan kadar,
senyawa yang teridentifikasi serta aktivitas antimikroba minyak atsiri kencur
(Kempferia galanga L.) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) yang
diekstrak dengan menggunakan dua metode ekstraksi yang berbeda yaitu maserasi
dan distilasi uap. Kadar minyak atsiri kencur dan temulawak hasil maserasi lebih
besar daripada kadar minyak atsiri kencur dan temulawak hasil distilasi uap.
Minyak atsiri kencur hasil maserasi terdiri dari 28 komponen dengan 11 senyawa
tidak teridentifikasi dan minyak atsiri kencur hasil distilasi uap terdiri dari 23
komponen dengan 2 senyawa tidak teridentifikasi. Minyak atsiri temulawak hasil
maserasi terdiri dari 38 komponen dengan 13 senyawa tidak teridentifikasi dan
minyak atsiri temulawak hasil distilasi uap terdiri dari 39 komponen dengan 11
senyawa tidak teridentifikasi. Minyak atsiri kencur hasil maserasi aktif terhadap
bakteri B.subtilis dan jamur C.albicans sedangkan minyak atsiri kencur hasil
distilasi uap aktif terhadap bakteri E.coli dan B.subtilis serta jamur C.albicans.
Minyak atsiri temulawak hasil maserasi aktif terhadap bakteri B.subtilis
sedangkan minyak atsiri temulawak hasil distilasi uap aktif terhadap bakteri
E.coli, S.aureus dan B.subtilis.