Show simple item record

dc.contributor.authorHanung Alfi Nugraha
dc.date.accessioned2014-01-16T05:49:39Z
dc.date.available2014-01-16T05:49:39Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM081910101028
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15240
dc.description.abstractDidalam perkembangan industri terutama dalam bidang permesinan, teknologi metalurgi memegang peranan penting dalam pemilihan logam yang memiliki sifat sifat mekanik maupun fisik yang sesuai dengan tuntutan produksi. Semakin luasnya tuntutan produksi logam ini, maka sikap perancang desain dan ahli metalurgi harus mampu untuk menentukan pilihannya terhadap logam yang memiliki sifat-sifat diantaranya sifat tahan korosi yang baik. Perubahan kondisi struktur mikro yang terjadi pada baja karbon setelah proses perlakuan panas ternyata tidak hanya merujuk kepada perubahan sifat mekaniknya saja namun juga ketahanan terhadap serangan korosi pada baja. Sehingga nantinya diharapkan perlakuan panas menjadi metode alternatif dalam pengendalian terhadap laju korosi. Dalam penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas dengan variasi temperatur yaitu 800 0 C, 900 0 C dan 1000 0 C dengan holding time selama 15 dan 30 menit menggunakan media pendinginan air dan udara. Dilakukan pengujian kekerasan untuk mengetahui perubahan sifat mekanik dari baja karbon AISI 1045, kemudian dilanjutkan dengan proses uji korosi yaitu mencelupkan specimen ke dalam larutan HCl dengan konsentrasi 35%. Dari hasil penelitian didapatkan nilai kekerasan baja karbon AISI 1045 yang mengalami perlakuan panas dengan variasi temperatur pemanasan, holding time, dan media pendinginan yang tepat akan menghasilkan nilai kekerasan yang maksimal. Nilai kekerasan tertinggi ada pada media pendinginan air temperatur 900°C dengan holding time 30 menit yaitu 289 HV. Sedangkan nilai kekerasan terendah ada pada viii media pendinginan udara temperatur 1000°C dengan holding time 30 menit yaitu 236,3 HV. Laju pendinginan (cooling speed) pada perlakuan panas baja AISI 1045 berperan sebagai pembentukan jenis fasa serta ukuran butir pada struktur mikronya. Fasa martensit yang dihasilkan dengan laju pendinginan yang cepat (quenching) mempunyai nilai kekerasan yang tinggi. Dari hasil uji korosi didapatkan nilai laju korosi untuk baja AISI 1045 tanpa proses perlakuan panas sebesar 37,5365 mpy. Sedangkan laju korosi pada material setelah proses perlakuan panas bervariasi tergantung pada kondisi temperatur pemanasan, holding time, dan media pendinginan. Nilai laju korosi tertinggi ada pada media pendinginan air temperatur 900°C dengan holding time 30 menit yaitu 123,2221 mpy. Sedangkan laju korosi terendah ada pada media pendinginan udara temperatur 800°C dengan holding time 15 menit yaitu 63,3421 mpy. Fasa martensit dan butir kecil yang dihasilkan dengan pendinginan cepat akan meningkatkan laju korosinya. Ketahanan korosi baja karbon AISI 1045 setelah proses perlakuan panas yang didinginkan dengan media udara (normalising) lebih baik bila dibandingkan dengan pendinginan dengan media air (quenching). Jenis korosi yang muncul adalah uniform corrosion yang merata di seluruh permukaan material uji.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081910101028;
dc.subjectBaja Karbonen_US
dc.titlePengaruh Variasi Proses Perlakuan Panas Terhadap Kekerasan dan Perilaku Korosi Pada Baja Karbon Medium AISI 1045 Dalam Media HCl (35%)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record