PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIKA di APOTEK WILAYAH KABUPATEN JEMBER
Abstract
Purnamawati (Anonim, 2007a) mengatakan bahwa saat ini penggunaan
antibiotika sudah sangat berlebihan atau tidak rasional di masyarakat, hal ini bukan
hanya merugikan pasien tetapi juga lingkungan sekitarnya. Penelitian menunjukkan,
paling tidak ada empat kondisi yang umumnya diterapi antibiotika, yakni demam,
radang tenggorokan, batuk dan diare. Di India, juga dilaporkan sekitar 39,6 % dari
resep yang diberikan paling tidak terdapat satu jenis antibiotika sedangkan di
Indonesia, penggunaan antibiotik pada pasien rawat mencapai 23-28%. Dari
persentase tersebut 20-65 % penggunaannya dianggap tidak tepat salah satu
penyebabnya, penulisan resep obat yang tidak tepat, oleh karena itu penelitian ini
diharapkan dapat digunakan untuk menilai profil antibiotika melalui profil peresepan
antibiotika di apotek-apotik wilayah kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang berbentuk survey
retrospektif dilakukan melalui resep-resep yang ada di apotek wilayah kabupaten
Jember selama tahun 2006. Pemilihan apotek yang digunakan sebagai tempat
pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster Random Sampling.
Dari hasil penelitian di dapat kesimpulan Persentase jumlah resep umum atau
selain antibiotika sebanyak 10.169 resep (78%) lebih tinggi dibanding persentase
resep antibiotika 2.872 resep (22%). Kelompok antibiotika yang paling banyak
diresepkan adalah dari golongan Beta-laktam yaitu sebanyak 1947 resep (66,18 %),
kemudian diikuti golongan qunolon sebanyak 333 resep (11.32 %) dan golongan
amfenikol sebanyak 201 resep (6,83 %). Nama obat Antibiotika yang diresepkan,
nama dagang sebanyak 2.176 resep (74 %) sedangkan antibiotika bernama generik
sebanyak 766 resep (26 %). Antibiotika paling banyak diresepkan untuk pasien usia
anak-anak sebanyak 1.123 resep (38 %) kemudian dewasa sebanyak 1.062 resep (36
%), tak teridentifikasi atau lain-lain sebanyak 575 resep (20 %) dan bayi sebanyak
182 resep (6 %). Asal resep antibiotika tertingi adalah dokter spesialis sebanyak 1637
resep (57 %), kemudian dokter umum sebanyak 776 resep (27,02 %), Rumah Sakit
sebanyak 338 resep (11,77 %) dan dokter gigi sebanyak 121 resep (4,21 %).
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian atau pengkajian
lebih lanjut tentang terapi antibiotika yang rasional atau tepat sasaran sehingga
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan terapi antibiotika dan dapat menekan
angka terjadinya resistensi antibiotika
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]