dc.description.abstract | Beberapa obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat
digunakan sebagai obat kumur dan dapat berfungsi sebagai antiseptik maupun
desinfektan (Djulaeha, 1999). Salah satu tumbuh-tumbuhan yang berfungsi sebagai
desinfektan yaitu kulit buah kakao. Tanaman kakao untuk saat ini pemanfaatannya
terfokus hanya pada biji kakao saja, untuk kulit buahnya dibuang dan hanya sebagai
limbah. Di Jawa Timur, khususnya Jember merupakan penghasil kakao yang cukup
besar. Berdasarkan laporan dari PTPN XII tahun 2006, luas lahan perkebunan kakao
di wilayah Jember sekitar 979,343 hektar dengan total kakao yang dihasilkan 440,195
ton. Limbah buah kakao terdiri dari limbah kulit buah (75,67 %), limbah kulit biji
(21,74 %) dan plasenta (2,59 %). Pada tahun 2006, limbah kulit buah kakao di
wilayah Jember sebesar ± 333,096 ton (Wijayakusuma et al., 1996).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh perendaman
berbagai konsentrasi ekstrak limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) sebagai
bahan pembersih gigi tiruan plat resin akrilik terhadap pertumbuhan C. albicans.
Metode penelitian Plat resin akrilik (10x10 x1) mm direndam di dalam
aquadest steril selama 48 jam. Sterilisasikan plat resin akrilik menggunakan autoclave
121ºC selama 15 menit. Lalu plat resin akrilik direndam dalam saliva steril selama 1
jam, kemudian dibilas dengan PBS pH 7. Kemudian plat resin akrilik dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi suspensi C. albicans, kemudian diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37ºC. Selanjutnya plat resin akrilik dimasukkan ke dalam tabung
reaksi tertutup yang masing-masing berisi 5 ml ekstrak limbah kulit buah kakao
dengan 4 macam konsentrasi, yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100%. Lama perendaman
yang dipergunakan adalah 6 jam. Pada kelompok kontrol, plat resin akrilik
vii
dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml aquadest dan sodium hipoklorit.
Plat resin akrilik yang direndam dalam ekstrak limbah kulit buah kakao dibilas
dengan PBS 2 kali selama 15 menit. Plat resin akrilik dimasukkan ke dalam 10 ml
Sabouraud’s broth, kemudian dilakukan vibrasi dengan vortex pada semua tabung
reaksi selama 30 detik. Terakhir dilakukan penghitungan jumlah C. albicans
menggunakan spektrofotometer.
Hasil penelitian ini menunujukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada
ekstrak limbah kulit buah kakao 25%, 50% dan 75% dengan ekstrak limbah kulit
buah kakao konsentrasi 100%, sodium hipoklorit dan aquades steril. Sedangkan
perbedaan tidak bermakna terdapat pada Ekstrak limbah kulit buah kakao 100%
dengan sodium hipoklorit.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak limbah kulit buah kakao
(Theobroma cacao L.) mempunyai pengaruh terhadap C. albicans pada plat resin
akrilik, dengan semakin tinggi konsentrasi ekstrak limbah kulit buah kakao maka
semakin sedikit jumlah C. albicans pada plat resin akrilik. | en_US |