PENGARUH WAKTU PEMBERIAN GLIBENKLAMID TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS STRAIN WISTAR DIABETIK (INJEKSI ALOKSAN) YANG DIPUASAKAN
Abstract
Di Amerika Serikat, diabetes melitus merupakan penyebab kematian nomer
tujuh. Prevalensi diabetes melitus di Indonesia terus meningkat berkisar 1,5-2,3 %
pada penduduk usia lebih dari 15 tahun dan diperkirakan pada tahun 2010 jumlah
penderita diabetes di Indonesia menjadi 5 juta orang .
Didunia terdapat 1,1-1,5 miliar umat muslim, diantaranya terdapat 40-50 juta
pasien diabetes berpuasa selama Ramadhan. Orang yang berpuasa, tidak boleh makan
dan minum sejak sahur hingga waktu berbuka, sehingga terjadi perubahan jadwal
makan dan minum termasuk perubahan jadwal pemberian obat-obatan. Saat ini
terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu pemberian obat anti diabetes. Menurut
Belkhadir (dalam Azizi, 1998) menyarankan untuk diminum saat berbuka. Sedangkan
Sani (2001) sebaiknya dikonsumsi bersama dengan makan sahur.
Dalam penelitian di 13 negara (termasuk Indonesia), terjadi perubahan terapi
pada pasien diabetes berpuasa Ramadan hampir 50% populasi (Salti, 2004).
Prinsip dasar pengelolaan diabetes melitus tipe 2 adalah mengontrol glukosa
darah, hipoglikemia dilaporkan terjadi pada pasien yang mengubah dosis obat anti
diabetes, pada pasien yang mengubah dosis insulin atau pasien yang memodifikasi
aktifitas fisiknya.
Obat anti diabetes yang digunakan dalam penelitian ini ialah glibenklamid.
glibenklamid diindikasikan untuk pengendalian hiperglikemia diabetes melitus tipe 2
yang tidak bisa dicapai dengan mengatur diet dan latihan fisik saja. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian glibenklamid terhadap
kadar gula darah tikus wistar diabetik (injeksi aloksan) yang dipuasakan.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]