Show simple item record

dc.contributor.authorNikmatul Amaliya NurCahyani
dc.date.accessioned2014-01-16T01:21:16Z
dc.date.available2014-01-16T01:21:16Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM081610101026
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14869
dc.description.abstractStres merupakan pola adaptasi dan reaksi menghadapi stresor. Stres dapat mengakibatkan perubahan hormonal, seperti peningkatan sekresi kortisol. Peningkatan produksi hormon kortisol dapat menyebabkan keradangan pada seluruh organ tubuh, salah satunya hati. Keradangan atau kerusakan pada sel hati akan mempengaruhi kadar enzim transaminase, salah satunya enzim SGOT. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design yang dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi Universitas Jember dan Jember Medical Center pada bulan Juni – Juli 2011. Penelitian ini menggunakan 14 tikus jantan Hasil penelitian menunjukkan rata – rata kadar SGOT kelompok kontrol 28.40 dan kelompok perlakuan 77.91. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar SGOT pada tikus wisar jantan setelah dipapar stresor rasa sakit. Pada saat stres, stresor akan memicu hipotalamus merangsang ACTH menghasilkan hormon kortisol. Hormon ini dapat menyebabkan keradangan pada organ di seluruh tubuh, termasuk hati. Ketika sel-sel tersebut rusak, sel hati akan melepaskan SGOT ke dalam aliran darah sehingga terjadi peningkatan konsentrasi enzim SGOT di dalam darah. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar SGOT dalam darah tiken_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081610101026;
dc.subjectKADAR SGOT, DALAM DARAH PADA TIKUS WISTARen_US
dc.titlePERBEDAAN KADAR SGOT DALAM DARAH PADA TIKUS WISTAR TERPAPAR STRESOR RASA SAKITen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record