PEMBERIAN PROBIOTIK TERHADAP JUMLAH SEL LIMFOSIT GINGIVA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI LIPOPOLISAKARIDA E. COLI
Abstract
Lipopolisakarida adalah salah satu penyebab terjadinya kelainan periodontium
Lipopolisakarida bersifat endotoksin yang menginduksi faktor lokal yaitu sitokin
proinflamatori seperti interleukin- 1α (IL-1α), IL-1β, IL-6, tumor necrosis faktor-α
(TNF-α) dan eikosanoid yaitu prostaglandin (PGE2). Pengaruh probiotik terhadap
rongga mulut antara lain probiotik dapat mengurangi inflamasi jaringan periodontal
dengan cara memperkuat barier epitel mukosa dan menstimulasi repon imun didapat
dan respon imun bawaan, probiotik dapat menekan pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans dan Streptococcus lainnya yang bersifat kariogenik dan
probiotik mempunyai efek positif terhadap halitosis dan infeksi candida dalam rongga
mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang pemberian
probiotik terhadap jumlah sel limfosit gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi
lipopolisakarida E. coli.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris, rancangan
penelitian post test only control group design yang dilakukan di laboratorium
Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan
32 ekor tikus, kemudian dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, yakni kelompok
I ( kontrol) tikus tidak diberi perlakuan apa-apa, kelompok II hanya diberi LPS,
kelompok III diberi LPS dan probiotik bersamaan selama lima hari dan kelompok IV
diberi perlakuan LPS lima hari kemudian diberi probiotik lima hari berikutnya. LPS
diaplikasikan pada hewan coba dengan cara disuntikkan pada sulkus gingiva gigi
insisif pertama kanan rahang bawah bagian labial, dengan dosis 5 µg/0,05 ml PBS
vii
dan menggunakan jarum insulin 30 G sebanyak 0,02 ml. Bakteri probiotik yang
digunakan adalah L. casei ATCC 4224, dimana diaplikasikan pada hewan coba
dengan cara disuntikkan pada sulkus gingiva gigi insisif pertama kanan rahang bawah
bagian labial, dengan dosis 2x10
8
sel/ml dan menggunakan jarum insulin 30 G
sebanyak 0,02 ml. Jumlah sel limfosit dihitung dengan bantuan mikroskop cahaya
dengan pembesaran 1000X pada 5 slide dari masing- masing ulangan.
Hasil analisis statistik didapakan data terdistribusi normal namun tidak
homogen sehingga dilanjutkan dengan uji nonparametrik Kruskal wallis dan MannWhitney.
Berdasarkan uji Mann-Whitney terdapat perbedaan yag signifikan antara
kelompok 1 dengan kelompok III dan antara kelompok I dan IV. Pada kelompok I
(kontrol) didapatkan jumlah sel limfosit paling rendah dikarenakan pada kelompok I
tidak diberi perlakuan sehingga tidak terdapat perubahan jumlah sel limfosit. Pada
kelompok II didapatkan hasil jumlah limfosit mengalami kenaikan dibandingkan
kelompok I. Hal ini dikarenakan pada kelompok II tikus wistar diinduksi LPS tanpa
diberi probiotik sehingga terjadi peradangan. Kelompok III dan IV memiliki jumlah
limfosit yang lebih banyak daripada kelompok I dan II hal ini disebabkan karena
pemberian probiotik dapat menstimulasi pertahanan non spesifik dan dapat
meningkatkan kapasitas sel makrofag dan sel leukosit polimorfonuklear. Sedangkan
pada kelompok IV memiliki jumlah sel limfosit yang paling banyak karena induksi
LPS selama 5 hari pada kelompok IV akan meningkatkan aktifitas pengeluaran
limfosit karena adanya peningkatan jumlah bakteri dan adanya pemberian probiotik
selama 5 hari berikutnya akan merangsang pembentukan limfosit. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pemberian bakteri probiotik L. casei dapat meningkatkan
jumlah sel limfosit gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi lipopolisakarida E. coli.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]