Pemanfaatan Pati Bonggol Pisang Kepok Sebagai Alternatif Bahan Pengisi dalam Pembuatan Tablet Parasetamol dengan Metode Granulasi Basah
Abstract
Bonggol Pisang kepok adalah pangkal batang yang berbentuk bulat, besar dan
merupakan sifat khas tanaman pisang kepok. Disamping mengandung karbohidrat,
bonggol pisang juga mengandung protein, mineral dan vitamin. Namun bonggol
pisang selama ini dianggap sebagai sampah oleh kebanyakan masyarakat karena
dianggap tidak memiliki fungsi ekonomis. Padahal bonggol pisang dapat dijadikan
pati yang diperkirakan dapat digunakan sebagai bahan pengisi tablet setelah diolah
sehingga memiliki sifat alir, sudut curah, densitas kamba, derajat putih, bentuk dan
ukuran granula, serta kapasitas pengikatan air yang baik. Tujuan penelitian untuk
memanfaatkan bahan alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal
untuk alternatif bahan tambahan sediaan farmasi yakni sebagai bahan pengisi tablet
(Filler). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif sumber bahan
tambahan sediaan farmasi dari bahan alam lokal yang ketersediaannya lebih banyak.
Pada percobaan tahap pertama dilakukan ekstraksi pati bonggol pisang kepok
menggunakan media air sebagai bahan pengekstrak yang diharapkan dapat diterapkan
pada masyarakat luas. Pati yang diperoleh dianalisa meliputi; derajat putih pati, sudut
curah, densitas kamba, bentuk dan ukuran granula serta kandungan air pati.
Percobaan tahap kedua yaitu memformulasi tablet parasetamol dengan pengisi
pati bonggol pisang kepok untuk mengetahui karakteristik tablet parasetamol
berdasarkan uji mutu fisik tablet. Formulasi tablet parasetamol dibuat dengan metode
granulasi basah. Granul yang dihasilkan diuji distribusi ukuran granul serta sudut
vii
diam dan kecepatan alir granul, kemudian granul yang dihasilkan dikompressi dengan
mesin cetak tablet Single-Punch. Formulasi tablet dibuat dengan 3 variasi bobot yakni
350 mg, 400 mg dan 450 mg dengan konsentrasi semua bahan sama kecuali bahan
pengisi. Pengujian mutu fisik tablet yang dilakukan meliputi uji keseragaman bobot,
uji kerapuhan tablet serta uji kekerasan tablet. Uji mutu fisik tablet parasetamol
dengan pengisi pati bonggol pisang kepok dibandingkan antar perlakuan dengan
standar tablet parasetamol dengan pengisi amilum tritici.
Rancangan dasar yang digunakan dalam percobaan ini adalah rancangan acak
kelompok (RAK) dengan tiga kombinasi perlakuan. Beda antar perlakuan diuji
dengan Duncan pada taraf 5%. Tiga perlakuan uji mutu fisik tablet yang diuji tidak
mengurangi perubahan sifat fisik tablet parasetamol yang dihasilkan dengan pengisi
pati bonggol pisang kepok. Keseragaman bobot tablet formula A1 354,01 mg, A2
354,435 mg, B1 403,42 mg, B2 402,63 mg , C1 453,30 mg serta C2 453,59 mg. Uji
kerapuhan tablet formula A1 0,43%, A2 0,86%, B1 0,58%, B2 0,82% , C1 0,67%
serta C2 0,83%. Sedangkan uji kekerasan tablet parasetamol formula A1 6 kg, A2 7,8
kg, B1 6,4 kg, B2 5,4 kg , C1 7 kg serta C2 5,8 kg. Dari keenam formula, tablet
dengan bobot 450 mg memiliki mutu fisik paling optimum. Penelitian lebih lanjut
yang diperlukan adalah pengujian disolusi tablet parasetamol sehingga diketahui
pelepasan tablet parasetamol secara in-vitro. Penelitian lain yang perlu dilakukan
yaitu penelitian modifikasi pati agar dihasilkan pati dengan sifat fisik dan kimia lebih
baik sehingga pati ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tablet yang lebih baik,
tidak hanya dari segi mutu fisik tablet namun juga dari profil pelepasan tablet.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]