RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN DIGITAL
Abstract
Keberadaan cuaca di bumi sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Salah satu dari unsur cuaca adalah curah hujan. Pada dunia pertanian sangat
dibutuhkan informasi tentang curah hujan, misalnya untuk tanaman tertentu akan
dapat hidup pada daerah basah yang memiliki rentang curah hujan cukup atau
tinggi untuk kebutuhan tanaman. Dengan diketahui informasi curah hujan di suatu
daerah dapat disimpulkan tanaman jenis apa yang dapat ditanam di daerah
tersebut. Selain itu pada teknik bangunan air juga diuraikan bahwa data curah
hujan sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukannya pembangunan
bangunan air, karena hal ini berkaitan dengan kondisi banjir atau air maksimum
untuk kawasan Daerah Aliran Sungai ( DAS ).
Data curah hujan selama ini masih banyak diperoleh dengan menggunakan
alat ukur analog. Banyak dijumpai perbedaan data antara para pengamat curah
hujan walaupun mereka menggunakan alat ukur analog yang sama. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dibuat alat ukur curah hujan digital, karena dengan
alat tersebut pembacaan nilai yang muncul selalu sama, atau dengan kata lain
tidak ada perbedaan antara pengamat satu dengan pengamat lain yang
menggunakan alat ukur yang sama.
Agar dapat merancang alat pengukur curah hujan digital diperlukan
penelitian. Penelitian dilakukan dengan aplikasi sebuah sensor LDR (Light
Dependent Resistor).
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap perancangan alat
pengukur curah hujan, tahap pembuatan program digital dan tahap pengujian
keakurasian dan kepresisian alat. Tahap perancangan telah dilaksanakan di
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika Universitas
Jember. Alat pengukur curah hujan menggunakan LDR (Light Dependent
Resistor) sebagai sensor dan IC AT89S51 sebagai mikrokontroler antar muka
tujuh segmen. Kemudian tahap pembuatan program komputer juga dilakukan di
Laboratorium yang sama, begitu juga pada tahap akhir yaitu uji akurasi dan presisi
alat.
Tahapan pengambilan data dilakukan untuk menguji atau mengetahui
kondisi alat. Berdasarkan data yang diperoleh, alat memiliki kemampuan resolusi
10 mm setiap tingkat ketinggian dan akurasi yang tinggi pada setiap tingkatnya.
Namun kemampuan yang terbatas pada ketinggian hujan yang tertampung yaitu
110 mm, jika lebih dari ketinggian itu maka alat akan tidak presisi lagi dan tidak
akurat.
Berdasarkan dari uji keakurasian dan presisi alat, maka alat dapat bekerja
akurat dan presisi pada rentang 10 – 110 mm, dengan nilai skala terkecil 10 mm
dan ½ nilai skala terkecil 5 mm.