dc.description.abstract | Stres merupakan respon adaptasi terhadap situasi eksternalyang
mengakibatkan penyimpangan fisik, psikologis, dan tingkah laku. Segala sesuatu
yang dapat menimbulkan kondisi stres disebut sebagai stresor. Stresor yang
berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Rendahnya sistem kekebalan
tubuh dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan rongga mulut.Salah satu
komponen sistem imun rongga mulut adalah sistem imun adaptif berupa limfosit.
Secara konseptual stresor dapat mempengaruhi imunitas adaptif rongga mulut.
Namun sampai saat ini mekanisme penekanan limfosit yang merupakan komponen
imunitas adaptif rongga mulut oleh stresor tersebut masih belum dapat dijelaskan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan medicophysiological, yaitu suatu
pendekatan yang mengartikan stres sebagai efek fisiologis tubuh terhadap stimuli
yang mengancam. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya penurunan
jumlah limfosit pada jaringan gingiva tikus wistar jantan setelah pemberian stresor
renjatan listrik.
Penelitian menggunakan stresorrenjatanlistrik (5-30mA) dengan alat
Electrical Foot Shock, 14 hari pada hewan coba, tikus wistar jantan, berumur 3-4
bulan, berat badan antara 200-250 gram. 20 ekor tikuswistar yang homogen dibagi
menjadi 2 kelompok secara alokasi random (Random Assignment), yaitukelompok
vii
kontrol 10 ekor dan kelompok perlakuan 10 ekor. Variabel terikat adalah jumlah
limfosit pada sediaan jaringan attached gingiva tikus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah sel limfosit pada
kelompok kontrol sebesar 7,74 sedangkan pada kelompok perlakuan sebesar 5,65.
Kemudian dari hasil analisis data dengan T-Testmenunjukkan nilai probabilitas
sebesar 0,000 (p<0,05) artinya ada perbedaan bermakna antara kelompokkontrol dan
perlakuan.
Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa stresor rasa sakit berupa
electrical foot shock dapat menurunkan jumlah limfosit pada jaringan gingiva yang
pada akhirnya akan menurunkan imunitas adaptif rongga mulut tikus wistar jantan. | en_US |