dc.description.abstract | Daerah Jember terutama di bagian selatan, terletak dalam jalur orogenesa
pegunungan selatan Jawa di bagian ujung Jawa Timur, yang dikenal sebagai tempat
kedudukan mineralisasi logam mulia dan logam dasar di ujung timur pulau Jawa.
Geologi di daerah ini, terutama di sepanjang kali Sanen Kecamatan Silo antara
kampung Baban Timur sampai kampung Baban Barat banyak ditemukan batuan
terobosan bersifat granodioritik dan dioritik serta urat kuarsa gossan yang
mengandung logam dasar dan emas. Di daerah dusun Baban Barat sampai Baban
Timur ditemukan urat kuarsa ”gossan” mengandung logam dasar dan emas yang
terasosiasi dalam mineral sulfida
Keberadaan mineralisasi sulfida ini dapat dideteksi berdasarkan fenomena yang
tampak di atas permukaan berupa ciri-ciri geologi tertentu maupun berdasarkan sifat
fisis berupa konduktivitas listrik, sifat kelistrikan di permukaan. Salah satu metode
geofisika yang digunakan untuk mengukur kelistrikan alamiah di permukaan adalah
metode Self Potential (SP).
Metode self Potential (SP) merupakan salah satu metode geofisika dengan
prinsip kerja melakukan pengukuran beda potensial alamiah di permukaan tanah dan
mengamati serta menganalisa pola sebaran potensialnya. Berdasarkan uraian di atas,
metode potensial diri diharapkan dapat mengetahui pola penyebaran dan kedalaman
dari mineral di desa Baban Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
Akuisisi data penelitian dilaksanakan pada 28 April sampai 01 Mei 2009 di
Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Luas daerah pengukuran untuk penelitian ini
diambil panjang daerah dan sekaligus panjang lintasan 1340 m, lebar 600 m, spasi
vi
25 m. Data yang diperoleh dari masing-masing lintasan selanjutnya diolah secara
grafis antara beda potensial dengan jarak. Kemudian untuk mendapatkan kontur beda
potensial data diolah dengan software surfer for windows8.0. Dari kontur beda
potensial tersebut kemudian dibuat kurva potensial sehingga kedalaman mineral
dapat dihitung dengan permodelan geometri bola.
Dari hasil pengolahan data setiap lintasan kedalam grafik antara jarak terhadap
nilai beda potensialnya masing-masing lintasan didapatkan bentangan jarak daerah
yang nilai-nilai anomali potensial yang diindikasikan mineral. Pola penyebaran
mineral ini terlihat dari pola penyebaran kontur potensial yang memiliki harga lebih
rendah dari daerah sekitar dan mempunyai kerapatan kontur potensial lebih tinggi
dari daerah sekitarnya. Pola kontur potensial yang memiliki harga lebih rendah dari
daerah sekitar (anomali) tersebut diasumsikan merupakan pola penyebaran mineral
massive sulfida. Terdapat lima titik pusat anomali potensial mineral yang tampak
yang berada pada sekitar lintasan enam sampai lintasan sembilan.
Dari kelima anomali ini akan di buat potongan melintang terlebih dahulu dan
setelah itu akan dilakukan perhitungan pemodelan geometri berbentuk bola, untuk
anomali 1 mempunyai rata-rata kedalaman sumber anomali massive sulfida adalah
51,1 meter di bawah permukaan tanah, untuk anomali 2 mempunyai rata-rata
kedalaman sumber anomali massive sulfida adalah 45,55 meter di bawah permukaan
tanah, untuk anomali 3 mempunyai rata-rata kedalaman sumber anomali massive
sulfida adalah 31,76 meter di bawah permukaan tanah, sedangkan untuk anomali 4
mempunyai rata-rata kedalaman sumber anomali massive sulfida adalah 36,99 meter
di bawah permukaan tanah, dan untuk anomali 5 mempunyai rata-rata kedalaman
sumber anomali massive sulfida adalah 33,88 meter di bawah permukaan tanah. | en_US |