Show simple item record

dc.contributor.authorRetno Dewati
dc.date.accessioned2014-01-13T07:16:01Z
dc.date.available2014-01-13T07:16:01Z
dc.date.issued2014-01-13
dc.identifier.nimNIM041610101050
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14162
dc.description.abstractMaloklusi adalah oklusi gigi yang menyimpang dari normal. Pada tahun 1991 di Indonesia diperoleh angka prevalensi maloklusi yang masih tinggi yaitu sekitar 70,27-99,89%. Prevalensi maloklusi yang masih tinggi menunjukkan kebutuhan perawatan ortodonsi yang tinggi pula. Tujuan perawatan ortodonsi adalah untuk memperoleh dan mempertahankan keadaan normal dan aktivitas fisiologik yang sebenarnya dari gigi, jaringan lunak mulut, otot muka dan pengunyahan dengan maksud untuk menjamin sejauh mungkin perkembangan dan fungsi dentofasial yang optimum. Memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu diagnosis yang tepat, rencana perawatan yang tepat, dan teknik perawatan yang disesuaikan dengan keperluan, dengan menggunakan piranti, baik piranti cekat maupun piranti lepasan. Piranti cekat merupakan salah satu dari teknik perawatan ortodonsi. Pada perawatan ortodonsi khususnya dengan piranti cekat perlu dilakukan evaluasi terhadap perubahanperubahan yang terjadi selama perawatan. Sefalometri (metode pengukuran dimensi kepala) merupakan metode pertama untuk penilaian perawatan ortodonsi. Salah satu analisis dalam sefalometri adalah analisis angular. Analisis angular digunakan untuk determinasi posisi dari komponen tulang fasial. Salah satu sudut dalam analisis angular adalah sudut SNA. Sudut SNA memberikan informasi profil wajah seseorang. Sudut tersebut menggambarkan derajat prognasi dari maksila. Hal ini merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan rencana perawatan dan menilai hasilnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sudut SNA dan besarnya perubahan sudut SNA setelah perawatan ortodonsi dengan piranti cekat. vii Populasi penelitian adalah pasien yang dirawat dengan piranti ortodonsi cekat dengan sistem perlekatan langsung pada bulan Agustus 2007 – November 2007 di klinik gigi kotatif Jember. Subjek penelitian ini diambil dari populasi tersebut dengan metode total sampling sehingga diperoleh jumlah subjek sebanyak 9 orang. Kemudian dilakukan pengukuran sudut SNA dari 9 subjek sebanyak empat kali, yaitu sebelum perawatan dan 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan setelah perawatan, kemudian menghitung besarnya perubahan sudut SNA dari masing-masing waktu pengukuran. Pengukuran sudut SNA dilakukan dengan metode penapakan yang dilakukan di atas mika transparan yang diletakkan tepat di atas sefalogram dengan spidol permanen ukuran kecil (F). Kemudian menghubungkan titik S (sella tursica), N (nasion), dan A (subspinale) sehingga membentuk sudut SNA. Hasil pengukuran rata-rata sudut SNA sebelum perawatan adalah sebesar 84,8°. Setelah subjek menjalani perawatan selama 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan sudut SNA masing-masing berkurang menjadi 84,4°, 83,7°, dan 82, 9°. Data dianalisis dengan Paired t-test dengan derajat kemaknaan 95% (p<0,05). Dari pengujian statistik didapatkan bahwa tidak ada perubahan antara sebelum dan setelah 1 bulan perawatan dan terdapat perubahan antara sebelum dan setelah 2 bulan dan 3 bulan perawatan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat perubahan sudut SNA antara sebelum dan setelah 2 bulan perawatan yaitu sebesar 1,1° serta antara sebelum dan setelah 3 bulan perawatan yaitu sebesar 1,9°.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries041610101050;
dc.subjectSudut SNA, Ortodonsi Cekat dengan Sistem Perlekatan Langsungen_US
dc.titlePerubahan Sudut SNA selama Perawatan Ortodonsi Cekat dengan Sistem Perlekatan Langsung (Analisis Sefalometri)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record