dc.description.abstract | Secara umum dari sebagian besar siswa cendrung mengeluh dan merasa
kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan guru. Kesulitan tersebut
menjadikan siswa banyak melakukan kesalahan. Kesalahan yang telah dilakukan akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Hasil belajar yang akan didapat
siswa pastinya kurang memuaskan. Kejadian seperti ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah pembelajarannya yang kurang menyenangkan
sehingga siswa merasa bosan untuk belajar. Tidak adanya langkah-langkah khusus
yang diberikan guru untuk menyelesaikan soal cerita juga menjadikan siswa banyak
melakukan kesalahan. Dari situasi tersebut dibutuhkan sebual inovasi pembelajaran
yang dapat menurunkan kesalahan siswa. Salah satu model pembelajaran yang
dianggap mampu menurunkan kesalahan siswa yakni pembelajaran kooperatif Tipe
TPS (Think Pair Share) dengan Langkah DIGEST dalam Menyelesaikan Soal Cerita.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini memiliki tiga tahapan yakni tahapan
Thinkning, Pairing, dan Sharing.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan
menggunakan dua siklus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
dengan langkah DIGEST dalam menyelesaikan soal cerita pada sub pokok bahasan
aritmetika sosial, bagaimana aktivitas siswa dalam penerapan pembelajaran ini, apakah
pembelajaran ini dapat menurunkan kesalahan yang dilakukan oleh siswa, dan
bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa setelah penerapan pembelajaran ini. Subyek
pada penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMPN 2 Arjasa.
Pengambilan data dimulai tanggal 29 Oktober 2012 sampai tanggal 13
November 2012. Data yang diambil dalam penelitian ini diantaranya adalah daftar
nama siswa kelas VII C, hasil tes, hasil observasi, dokumentasi, dan hasil wawancara.
Dalam penelitian ini terdapat 2 kali pelaksanaan tes siklus yang diantaranya tes siklus 1
dan tes siklus 2. Berdasarkan hasil tes akhir siklus 1 dapat diketahui bahwa sebagian
besar siswa masih melakukan kesalahan, dengan rincian sebagai berikut. kesalahan
penggunaan data sebesar 4,76%, kesalahan menafsirkan bahasa sebesar 0%, kesalahan
penarikan kesimpulan sebesar 41,26%, kesalahan penggunaan teorema sebesar 23,80%,
kesalahan penggunaan symbol sebesar 9,52%, kesalahan teknik (menghitung) sebesar
36,50% dan Kesalahan lain sebesar 1,58%. Sedangkan kesalahan yang dilakukan siswa
mengalami penurunan pada tes siklus 2 dengan rincian sebagai berikut. kesalahan
penggunaan data sebesar 2,38%, kesalahan menafsirkan bahasa sebesar 0%, kesalahan
penarikan kesimpulan sebesar 30,95%, kesalahan penggunaan teorema sebesar 8,72%,
kesalahan penggunaan symbol sebesar 3,17%, kesalahan teknik (menghitung) sebesar
30,95% dan Kesalahan lain sebesar 0%. Kondisi ini menunjukkan bahwa persentase
untuk setiap jenis kesalahan mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II.
Data hasil observasi yang diperoleh dalam penelitian ini yakni data observasi
aktivitas guru dan siswa. Untuk aktivitas guru, rata-rata persentase pada siklus I
mencapai 94,79% dan meningkat pada siklus II menjadi 95,83%. Aktivitas siswa baik
secara individu maupun kelompok mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Rata-rata persentase aktivitas siswa secara individu meningkat dari 77,67% menjadi
80,94%, sedangkan rata-rata persentase aktivitas siswa secara kelompok juga
meningkat dari 72,41% menjadi 77,77%. Hasil belajar siswa dari siklus 1 sampai
dengan siklus 2 telah mencapai ketuntasan secara klasikal dan meningkat. Diamana
persentase klasikal dari masing-masing adalah 85,72% dan meningkat menjadi 97,61%.
Hal di atas telah membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe
TPS (Think Pair Share) dengan langkah DIGEST dalam menyelesaikan soal cerita
aritmetika sosial efektif untuk menurunkan persentase kesalahan serta mampu
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII C SMPN 2 Arjasa. | en_US |