Penerapan Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dengan Authentic Assessment untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Sub-Pokok Bahasan Logika Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tanggul Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012
Abstract
Pelaksanaan pembelajaran oleh guru pada umumnya masih mendominasi
sehingga siswa hanya menerima materi pelajaran secara pasif. Oleh sebab itu,
pendidikan saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para
guru dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk menghadapi
permasalahan dalam bidang pendidikan. Salah satu bentuk pengembangan
pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berpartisipasi aktif adalah strategi pembelajaran think talk write (TTW). Dalam
strategi pembelajaran think talk write (TTW), terdapat tiga tahapan yaitu: think
(berpikir), talk (berdiskusi), dan write (menulis). Dalam pembelajaran ini dibentuk
kelompok kecil terdiri dari lima orang anggota dalam satu kelompok yang memiliki
tingkat kemampuan berbeda. Penyempurnaan dan perbaikan pembelajaran
matematika juga diiringi dengan sistem penilaian (assessment). Adapun bentuk
penilaian yang cocok dan direkomendasikan untuk menilai kemampuan yang ingin
dicapai adalah penilaian autentik (authentic assessment). Permasalahan yang menjadi
fokus pada penelitian ini adalah bagaimana strategi pembelajaran think talk write
(TTW) disertai authentic assessment?, bagaimana aktivitas siswa?, dan berapa
persentase ketuntasan belajar siswa?, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan strategi pembelajaran think talk write (TTW) yang disertai
penerapan authentic assessment, untuk mengetahui aktivitas siswa, dan untuk
mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa.
x
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Tanggul Jember
tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 siswa dengan rincian 24 siswa perempuan
dan 16 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, tes, dokumentasi dan pemberian tugas. Penelitian ini dilaksanakan dari
tanggal 17 Januari 2012 hingga 27 Januari 2012. Pelaksanaan siklus I sebanyak 2 kali
pembelajaran dan siklus II sebanyak 2 kali pembelajaran. Pelaksanaan siklus I dan II
tidak jauh berbeda. Hal itu karena pada siklus I ketuntasan belajar siswa mampu
mencapai 92,5% dan pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan yang nantinya
mampu menunjang ketuntasan belajar siswa. Analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan guru sedangkan data
kuantitatif berupa nilai dari penilaian portofolio (LKPD, PR), tes akhir siklus (kuis),
juga data numerik dari observasi aktivitas siswa.
Hasil yang diperoleh dari pembelajaran yang telah dilakukan menunjukkan
aktivitas individu dan kelompok cenderung mengalami peningkatan, namun ada pula
yang mengalami penurunan di setiap pembelajaran. Selama empat kali pembelajaran,
aktivitas individu maupun kelompok dinilai sebanyak empat kali. Persentase aktivitas
mengenai keberadaan siswa dalam kegiatan kelompok dalam setiap pembelajaran
yaitu 91,88%; 88,75%; 92,50%; 91,88%. Peningkatan persentase keberadaan siswa
dalam kegiatan kelompok mengalami peningkatan pada pembelajaran 3, namun
terjadi penurunan pada pembelajaran 2 dan 4. Penurunan ini dikarenakan mereka
bosan dengan anggota kelompoknya dan ingin berada dalam kelompok yang baru.
Persentase aktivitas perhatian pada pelajaran dalam setiap pembelajaran yaitu 85%;
90%; 85,63; 84,38%. Penurunan terjadi karena guru kurang tegas untuk memberi
hukuman bagi siswa yang bercanda dengan temannya. Persentase aktivitas mengenai
bekerja dalam kelompok dalam setiap pembelajaran adalah 85,63%; 85%;
83,75,63;83,13%. Penurunan persentase aktivitas mengenai bekerja dalam kelompok
mengalami penurunan pada setiap pembelajaran, namun relatif kecil dan masih
termasuk dalam kriteria aktif. Persentase aktivitas mengenai keseriusan siswa dalam
mengerjakan LKS di setiap pembelajaran adalah 70%; 78,75%; 82,5%; 90%.
xi
Peningkatan terjadi di setiap pembelajaran karena siswa sudah mulai serius dan cukup
mampu mengerjakan LKS,
Persentase aktivitas kelompok juga cenderung mengalami peningkatan pada
kriteria antusiasme kelompok dan kerjasama antar anggota, namun mengalami
penurunan pada kriteria keseriusan. Persentase antusiasme kelompok dalam diskusi
kelompok berturut-turut selama empat kali pembelajaran yaitu 79,17%; 79,17%;
79,17%; 83,33%. Persentase antusiasme kelompok cenderung stabil dalam setiap
pembelajaran, hanya pada pembelajaran keempat yang terlihat meningkat. Persentase
keseriusan kelompok dalam diskusi kelompok berturut-turut selama empat kali
pembelajaran yaitu 83,33%; 87,5%; 83.33%; 79,17%. Persentase kerjasama antar
anggota kelompok selama empat kali pembelajaran yaitu 70,83%; 75%; 83,33%;
83,33%. Persentase kedisiplinan dalam setiap pembelajaran adalah 91,67%; 87,5%;
79,17%; 83,33%.