dc.description.abstract | Selama ini rangka baja hanya diperlakukan sebagai rangka konvensional yang
hanya menerima beban luar secara langsung. Sedangkan secara teoritis rangka ini
dapat ditingkatkan kemampuannya dengan sistem prategang seperti pada beton
bertulang. Rangka prategang adalah rangka yang dipasang kabel prestress di
tengahnya seperti halnya beton prategang. Pemasangan kabel pada rangka dilakukan
di luar penampang profil. Penggunaan kabel di luar ini disebut external prestressing.
External prestressing pada rangka secara teoritis selain digunakan untuk perkuatan
rangka yang telah mengalami penurunan, juga dapat digunakan untuk memberikan
lawan lendutan dan tambahan kekuatan pada batang rangka jembatan, lebih – lebih
jika rangka dikompositkan dengan lantai jembatan dari beton bertulang. Selain itu,
dengan mengurangi besarnya lendutan yang terjadi akibat beban luar, otomatis dapat
dilakukan penghematan material.
Sebenarnya aplikasi teknologi prategang eksternal telah diterapkan pada
jembatan rangka baja Australia(Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, 2004). Penelitian mengenai prategang eksternal di Indonesia telah dilakukan
oleh dosen PNJ dengan hasil penelitian adalah kemampuan struktur dengan prategang
memiliki daya layan 1,77 kali lebih besar daripada struktur yang tanpa prategang
(Andi Indianto, 2010). Pada penelitian tersebut prototype jembatan yang digunakan
yaitu jembatan dengan rangka ruang persegi. Berbeda dengan penelitian sebelumnya,
maka pada penelitian ini menggunaka prototype jembatan dengan rangka ruang
segitiga (HTSB). Prototype tersebut diikutsertakan pada kompetisi jembatan
Indonesia (KJI 6) dan menjuarai kategori terkokoh dengan nilai lendutan 2,1mm pada
pembebanan 400kg.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa penurunan nilai lendutan
akibat gaya prategang terhadap struktur awal. Untuk mencapai tujuan tersebut
penelitian ini menggunakan metode secara pengujian langsung dan teoritis. Metode
pengujian yaitu memberikan uji pembebanan dan pencatatan nilai lendutan baik pada
struktur tanpa prategang maupun dengan prategang. Metode teoritis pada struktur
tanpa prategang menggunakan metode 1 unit load. Metode teoritis pada struktur
dengan prategang menggunakan metode lawan lendut (gaya perlawanan ke atas)
dengan perhitungan trigonometri sederhana.
Kesimpulan penelitian ini adalah terjadi penurunan nilai lendutan pada struktur
dengan gaya prategang 34,1824 kg terhadap struktur awal sebesar 3,3% secara
pengujian dan 3,04% secara teoritis. Struktur dengan gaya prategang 219,74 kg
terhadap struktur awal mengalami penurunan nilai lendutan sebesar 19,13% secara
pengujian dan 22,36% teoritis. Selisih prosentase nilai penurunan lendutan antara
pengujian dan teoritis relatif kecil, yaitu 0,34% akibat prategang I, dan 3,23% akibat
prategang II. | en_US |