Show simple item record

dc.contributor.authorDian Wardani Nafisah
dc.date.accessioned2013-10-21T03:04:58Z
dc.date.available2013-10-21T03:04:58Z
dc.date.issued2013-10-21
dc.identifier.nimNIM070210402121
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1341
dc.description.abstractTindak tutur merupakan perilaku berbahasa seseorang berupa tindak ujaran dalam situasi tuturan tertentu. Pada salah satu jenis tindak tutur yang berbentuk tindak tutur asertif penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Tindak tutur ini bermaksud menjelaskan sesuatu yang dituturkan dapat dipercaya atau disangkal (ditolak) sehingga tuturan dapat dibuktikan benar tidaknya. Tindak tutur dalam situasi semacam itu juga digunakan dalam dialog para tokoh pada film. Dialog para tokoh film merupakan proses komunikasi yang cukup menarik karena sangat erat kaitannya dengan pencapaian karakter setiap tokoh dalam sebuah film. Film Denias, Senandung di Atas Awan (DSAA) merupakan film yang mengangkat kisah nyata dari perjuangan seorang anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak di pedalaman Papua. Dialog film ini dipilih sebagai objek penelitian sebab menarik untuk dikaji secara pragmatik. Hal ini karena ditemukan banyak segmen tuturan yang diindikasi merupakan tindak tutur asertif dengan dialek khas suku Papua. Dalam film ini, tokoh yang lebih dewasa banyak menunjukkan tuturan-tuturan yang berwujud asertif (penjelasan) kepada mitra tutur yang kebanyakan anak-anak. Tuturan tersebut disesuaikan dengan konteks lingkungan dalam film DSAA. Apalagi karena segmentasi film ini adalah untuk keluarga yang juga dapat ditonton anak-anak. Oleh karena itu, masalah yang diangkat dalam penelitian ini meliputi: (1) apa sajakah jenis tindak tutur asertif yang digunakan dalam dialog Film Denias, Senandung di Atas Awan?; dan (2) bagaimanakah pola pasangan berdampingan yang digunakan dalam dialog Film Denias, Senandung di Atas Awan?. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur asertif serta pola pasangan berdampingan dalam film DSAA. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah segmen tuturan dan konteks tuturan yang diidentifikasi sebagai tindak tutur asertif serta berpola pasangan berdampingan dari peristiwa tutur dalam film DSAA. Analisis data menggunakan metode interaktif, yaitu analisis data yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu tahap pengumpulan data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam dialog film DSAA terdapat berbagai jenis tindak tutur dan tindak tutur yang paling banyak muncul adalah tindak asertif. Dari hasil tersebut diketahui, pertama ditemukan tiga belas jenis tindak tutur asertif di dalam film DSAA, yaitu (1) tindak tutur memberitahu atau menginformasikan sesuatu; (2) tindak tutur bercerita; (3) tindak tutur menyatakan; (4) tindak tutur mengakui; (5) tindak tutur menjawab; (6) tindak tutur memprediksi; (7) tindak tutur menjelaskan; (8) tindak tutur membantah; (9) tindak tutur membenarkan; (10) tindak tutur menunjukkan; (11) tindak tutur membetulkan atau mengoreksi; (12) tindak tutur mengira; dan (13) tindak tutur mengingatkan. Kedua, terdapat dua belas pasangan berdampingan yang merupakan pola percakapan dalam film DSAA yang meliputi, (1) pertanyaan-jawaban; (2) pemberian informasi-tanggapan; (3) keluhan-bantahan; (4) permintaan maaf-keluhan; (5) permintaan-pemersilaan; (6) permintaan-penolakan; (7) penawaran-penerimaan; (8) penawaran-penolakan; (9) perintah-pelaksanaan; (10) perintah-bantahan; (11) panggilan-jawaban; dan (12) sindiran-sindiran. Kesimpulannya, dari ketigabelas jenis tindak tutur asertif, yang paling banyak muncul adalah tindak tutur menjawab. Tindak tutur menjawab merupakan tuturan induk yang dapat menjadi tuturan asertif yang lain seperti tindak tutur menjelaskan, membenarkan, membantah, dan sebagainya. Tuturan ini muncul tidak sekedar karena menjawab tuturan pertanyaan, tetapi juga sebagai tanggapan dari suatu proposisi yang dimaksud, sehingga dapat menjadi tuturan yang dipahami sesuai konteks. Selanjutnya, dari kedua belas pola pasangan berdampingan, pola pertanyaan-jawaban muncul paling banyak. Dengan banyaknya kemunculan pola ini, maka semakin mendukung munculnya tindak tutur asertif, terutama tindak menjawab dan tindak menjelaskan. Selain itu dialog yang berwujud asertif para tokoh film secara keseluruhan dapat terjalin dengan baik. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah pertama, hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang teori pragmatik khususnya mengenai tindak tutur asertif serta pola pasangan berdampingan dalam film DSAA. Kedua, bagi guru bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memilih tindak asertif yang tepat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Ketiga hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya baik yang berhubungan dengan bidang pragmatik, atau tentang film.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210402121;
dc.subjectTindak Tutur Asertifen_US
dc.titleTINDAK TUTUR ASERTIF DALAM DIALOG TOKOH FILM DENIAS, SENANDUNG DI ATAS AWANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record