dc.description.abstract | Permasalahan yang ditemukan di kelas VII SMP Islam Al-Ma’arif Rejoagung
Srono Banyuwangi, dalam proses pembelajarannya guru belum melibatkan aktivitas
siswa, siswa cenderung diam, minat atau perhatian siswa kurang terhadap materi yang
diberikan. Selain itu rasa percaya diri siswa kurang tertanam dengan baik. Ceramah
merupakan metode konvensional yang masih tetap digunakan sebagai strategi belajar
mengajar. Metode ceramah, siswa hanya mencatat dan mendengarkan. Kebosanan
dan rasa jenuh akan mudah dialami siswa, kebanyakan siswa tidak dapat mencapai
hasil belajar yang optimal. Menurut penelitian Wasty (2003) pengenalan seseorang
terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui
hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan hasil
belajarnya. Sehingga dengan demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal
karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah
diraih sebelumnya. Apabila motivasi belajar timbul setiap kali belajar, besar
kemungkinan hasil belajarnya meningkat (Nashar, 2004:5).
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMP Islam AlMa’arif
Rejoagung Srono Banyuwangi diperoleh informasi bahwa siswa kurang
begitu aktif dalam belajar meskipun siswa dibentuk kelompok untuk berdiskusi
suasana kelas tidak berjalan dengan baik terutama kelas VII. Alasan pemilihan kelas
VII sebagai objek penelitian karena hasil belajar siswa di kelas tersebut sangat rendah
sehingga hal ini berpengaruh terhadap
academic skill yang rendah juga dan kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa tidak terlaksana. Data hasil belajar siswa
vii
kelas VII dari nilai ulangan tengah semester gasal Tahun Pelajaran 2010/2011 masih
berada di bawah SKM yaitu ≤ 70 dengan nilai rata-rata yaitu 60. Di kelas VII ini
dengan jumlah siswa 23 siswa, jadi siswa yang tuntas belajarnya mencapai 41.86%.
Selain hasil belajar yang rendah, academic skill siswa kelas VII A juga rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua
siklus, satu siklus terdiri dari dua tatap muka/dua pertemuan. Penelitian tindakan
kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan academic skill dan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari data lembar observasi
membuktikan bahwa pembelajaran yang diterapkan dikelas VII A rata-rata
academic
skill siswa yaitu dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 20,2%.
Dari Peningkatan ini menandakan bahwa kondisi kelas pada saat siklus berlangsung,
siswa benar-benar membuat aktif dalam proses pembelajaran.
Pada siklus I, dari analisis ketuntasan belajar, ada siswa dari jumlah siswa
kelas VII keseluruhan belum mencapai ketuntasan belajar dengan standard ketuntasan
minimal (SKM) 70, sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I
sebesar 52,2% yang berarti belum mencapai ketuntasan belajar klasikal
≤ 70. Pada
siklus II ada 4 siswa dari jumlah siswa kelas VII keseluruhan yang belum mencapai
ketuntasan belajar , sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal seberas 17,4% .
Siswa yang tidak tuntas pada siklus I kebanyakan mampu memperbaikainya sehingga
pada siklus II dapat mencapai ketuntasan pada siklus I maupun siklus II, yaitu 77,3%
sehingga dapat dikatakan memenuhi ketuntasan klasikal
≥ 70.
Dari hasil yang dilakukan terhadap guru dan siswa, dapat diketahui bahwa
pembelajaran model ARIAS yang telah diterapkan de kelas VII, memperoleh respon
positif dari guru dan siswa. Meskipun pada siklus I belum mencapai ketuntasan,
namun pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan
persentase kenaikan . Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran model
ARIAS dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dan teknik
evaluasi yang dapat diterapkan di kelas. | en_US |