Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa (Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah pada Manusia Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 di SMP Negeri 10 Jember)
Abstract
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang inovatif adalah metode
pembelajaran TAPPS. Metode TAPPS merupakan suatu metode pembelajaran yang
melibatkan dua orang siswa menyelesaikan suatu masalah. Setiap siswa memiliki
masalah masing-masing dan guru dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. Banyak penelitian dilakukan untuk menguji
efektivitas metode TAPPS khususnya dalam mata pelajaran Matematika, namun
belum ada penelitian tentang penggunaan metode ini dalam mata pelajaran Biologi
SMP untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa
yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan metode TAPPS dan yang
menggunakan pembelajaran konvensional; (2) untuk menguji hasil belajar afektif
siswa yang menggunakan metode TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran
konvensional untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang menggunakan metode
TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran konvensional dan (4) untuk menguji
efektivitas pembelajaran kooperatif dengan metode TAPPS dan yang menggunakan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah kelas 8A, 8B, 8C dan 8D SMP Negeri 10 Jember tahun ajaran
2012/2013. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu model
vii
pembelajaran kooperatif dengan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) dan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dan aktivitas siswa. Hasil
belajar kognitif siswa diukur melalui pretest dan posttest dan dianalisis menggunakan
uji ANAKOVA. Hasil belajar ranah afektif and aktivitas siswa dianalisis
menggunakan Independent sample T-test. Aktivitas siswa juga diukur menggunakan
rumus Pa. Efektivitas metode TAPPS dihitung menggunakan rumus Gain test, namun
sebelumnya data harus normal dan homogen.
Perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif
dengan metode TAPPS dan yang menggunakan pembelajaran konvensional diuji
menggunakan ANAKOVA. Besarnya signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 atau
sangat signifikan dengan nilai rerata post test kelas kontrol adalah 46,88 dan kelas
eksperimen adalah 73,08. Hasil belajar afektif siswa di uji dengan Indipendent sample
T-test. Dari hasil uji tersebut diperoleh signifikasi sebesar 0,000 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan perlakuan pembelajaran terhadap nilai afektif siswa
pertemuan pertama dan kedua. Hasil belajar afektif kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol, dengan rerata nilai afektif kelas kontrol pertemuan pertama dan kedua
adalah 8,5455 dan 9,0303 dan kelas eksperimen 13,5429 dan 13,4857.
Hasil aktivitas siswa dihitung menggunakan rumus aktivitas (Pa). Kelas
kontrol memperoleh nilai sebesar 48,09% dan 49,76% kelas eksperimen memperoleh
nilai 67,50% dan 67,20%. Nilai aktivitas juga dihitung menggunakan Indipendent
sample T-test yang mendapat signifikansi sebesar 0,000 dengan kata lain terdapat
perbedaan perlakuan pembelajaran terhadap nilai aktivitas siswa pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua.
Efektivitas dihitung menggunakan Gain test untuk mengetahui berapa besar
efektivitas pembelajaran menggunakan metode TAPPS. Dari perhitungan diperoleh
rerata nilai Gain sebesar 0,529 (sedang) untuk kelas eksperimen. Kelas kontrol
diperoleh nilai Gain sebesar 0,158 (rendah) sehingga dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran TAPPS lebih efektif daripada metode konvensional (diskusi)
yang selama ini digunakan guru mata pelajaran biologi di SMP Negeri 10 Jember.