Pengaruh Serbuk Eceng Gondok dan Ampas Tebu terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Nilai Gizi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) (sebagai Buku Nonteks Budidaya Jamur Tiram Putih)
Abstract
Jamur tiram putih merupakan jamur yang sudah dikenal luas orang Indonesia. Jamur
tiram putih merupakan jamur kayu yang memiliki citarasa dan tekstur yang spesifik,
juga mengandung asam amino yang cukup lengkap. Perbedaan sumber bahan organik
akan memberikan pengaruh terhadap media tanam jamur karena komposisi bahan
organik tersebut berbeda-beda (Pasaribu, 2002). Menurut Fadillah (2010), media atau
substrat yang digunakan sebagai media tumbuh jamur tiram adalah serbuk kayu
albasia (sengon). Kualitas baglog yang hanya menggunakan serbuk kayu sengon akan
lebih cepat rapuh, selain itu bobot jamur yang dihasilkan oleh serbuk kayu sengon
juga ringan bila dibandingkan dengan jenis media tanam lain. Seiring dengan laju
perkembangan zaman Jamur tiram mulai dilirik untuk dibudidayakan secara besarbesaran
dengan metode yang lebih canggih, yakni tidak mengandalkan batang pohon
yang dinilai tidak efeisien melainkan menggunakan hasil rekayasa teknologi modern
dengan memanfaatkan bahan media tanam dari serbuk kayu (gergajian), serbuk eceng
gondok, dan ampas tebu.
Pertumbuhan jamur memerlukan nutrisi dan zat hara untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Unsur hara dapat diperoleh dari pemberian serbuk eceng gondok
dan ampas tebu yang diaplikasikan pada media tanam. Ampas tebu memiliki banyak
kandungan yang sangat dibutuhkan oleh jamur tiram, sebagian besar mengandung
lignoselulosa, air 42-47%, gula rata-rata 6,3%, dan serat rata-rata 47,7 %, sedangkan
eceng gondok emiliki kandungan unsur hara N, P, dan K yang cukup tinggi, yaitu
(Nitrogen 2,32%, Posphor 0,24%, dan Kalium 1,95%). Tujuan dari penelitian ini
adalah menguji serbuk serbuk eceng gondok dan ampas tebu terhadap produksi dan
kandungan gizi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) kemudian menerapkannya
dalam buku nonteks.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
dengan tiga ulangan. Perlakuan pertama sebagai perlakuan kontrol terdiri atas 68,5%
serbuk gergaji, 30% bekatul, 1,5% kapur; perlakuan kedua terdiri atas 78,5% serbuk
8
gergaji, 20% serbuk eceng gondok, 1,5% kapur dan 0% bekatul, dan perlakuan
ketiga terdiri atas 78,5% serbuk gergaji, 20% ampas tebu, 1,5% kapur dan 0%
bekatul. Penelitian ini menggunakan analisis data ANOVA dengan uji Univariate dan
uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara efek eceng
gondok dan ampas tebu pada semua variabel pengamatan. Medium P
(media tanam
dengan penambahan 20% Ampas tebu) memberikan pengaruh terhadap produksi
jamur tiram putih dengan berat basah rata-rata 0,20 kg, jumlah tubuh buah ratarata13,19
buah, tinggi rata-rata 4,92 cm, dan lebar diameter tudung buah rata-rata
6,04 crn. Sedangkan jamur tiram putih yang memiliki kualitas gizi yang baik adalah
jamur tiram yang mengandung protein dan karbohidrat tinggi, namun rendah lemak
terdapat pada medium medium serbuk gergaji/kontrol. Sehingga jenis medium yang
menghasilkan jamur tiram putih dengan kandungan gizi paling tinggi adalah medium
serbuk gergaji/kontrol dengan kadar protein, lemak dan karbohidrat sebesar 5,18%,
0,30%, dan 3,94%.
Uji validasi yang telah dilakukan pada buku yang berjudul "Meningkatkan
Kandungan Gizi dan Produksi Jamur Tiram Putih dengan Eceng Gondok dan Ampas
Tebu” dinyatakan layak untuk digunakan sebagai buku pengayaan keterampilan
berdasarkan kriteria-kriteria penilaian buku nonteks.