PENERAPAN FASE-FASE PEMBELAJARAN VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS LAYANG-LAYANG DAN TRAPESIUM PADA SISWA KELAS V SDN TEGALSARI 03 AMBULU JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011
Abstract
Pengenalan geometri di SD mempunyai tujuan untuk memberi kesempatan 
pada siswa untuk menganalisis lebih jauh tentang dunia tempat hidupnya, serta 
memberikan landasan sejak dini berupa konsep-konsep dasar dan peristilahan yang 
diperlukan untuk meningkatkan hasil belajarnya.  
Penerapan fase-fase pembelajaran Van Hiele pada materi geometri sesuai 
dengan perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri karena fase-fase 
pembelajaran Van Hiele menunjukkan aktivitas siswa pada setiap fase dan peran guru 
dalam pembelajaran. 
Menurut teori Van Hiele anak akan melalui lima tingkatan pemahaman dalam 
belajar geometri. Lima tingkatan tersebut adalah tingkat 0 (Visualisasi/Pemahaman), 
tingkat 1 (Analisis/Deskriptif), tingkat 2 (Deduksi Informal/Abstraksi), tingkat 3 
(Deduksi), tingkat 4 (Rigor).  Untuk menguasai suatu tingkat ke tingkat berikutnya, 
Van Hiele mengusulkan lima fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan belajar 
siswa dan peran guru dalam pembelajaran, diantaranya  yaitu  fase informasi, fase 
orientasi, fase eksplisitasi, fase orientasi bebas, fase integrasi. Berdasarkan uraian di 
atas, tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui penerapan fase-fase 
pembelajaran Van Hiele pada materi luas layang-layang dan trapesium, (2) untuk 
mengetahui aktivitas belajar siswa, (3) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar 
siswa. 
Subjek pada penelitian ini  adalah seluruh  siswa kelas V SDN Tegalsari 03 
semester gasal tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 
18 siswa laki-laki dan 12  siswa perempuan.  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  penelitian tindakan kelas (PTK)  dengan pendekatan kualitatif. 
Dalam pelaksanaan penelitian ini  menggunakan model Hopkins yaitu model skema 
yang terdiri dari empat fase yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:  metode 
wawancara, metode observasi dan metode tes.  Analisis data dalam penelitian ini 
dilakukan untuk mengetahui  aktivitas guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil 
belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan hasil belajar berdasarkan 
skor siswa pada tahap prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. 
Berdasarkan hasil analisis,  aktivitas siswa secara klasikal selama 
pembelajaran berlangsung pada komponen bertanya terjadi penurunan persentase dari 
siklus 1 sebesar 37% pada siklus 2 menjadi sebesar 36%. Pada komponen aktivitas 
membuat model dan inkuri terjadi peningkatan dari siklus 1 sebesar 71% pada siklus 
2 menjadi sebesar 79%. Pada komponen kontribusi siswa terjadi peningkatan dari 
siklus 1 sebesar 80% pada siklus 2 menjadi sebesar 82% dan pada komponen refleksi 
menurun dari siklus 1 sebesar 75% pada siklus 2 menjadi sebesar 73%. Analisis 
aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung mengalami peningkatan, pada siklus 
1 sebesar 85% menjadi sebesar 94% pada siklus 2.  
Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan analisis 
hasil belajar siswa pada tahap prasiklus sebesar 30% siswa memiliki pengetahuan 
dasar yang baik mengenai materi luas layang-layang dan trapesium, sedangkan pada 
siklus 1 sebesar 53% dengan 16 siswa dari 30 siswa dinyatakan tuntas belajar. Pada 
siklus 2 siswa yang dinyatakan tuntas belajar mengalami peningkatan menjadi 
sebesar 80% dengan 24 siswa dari 30 siswa dinyatakan tuntas belajar. 
Dengan demikian secara umum penerapan fase-fase pembelajaran Van Hiele 
pada materi luas layang-layang dan trapesium pada siswa kelas V SDN Tegalsari 03 
Ambulu dianggap berhasil karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.