dc.description.abstract | akteri merupakan salah satu mikroorganisme yang secara tetap menghuni
tubuh manusia (Pelczar dan Chan, 1988). Bakteri dapat bersifat patogen
(menimbulkan penyakit) dan dapat juga bersifat opurtunis (berpotensi menimbulkan
penyakit) (Volk dan Wheeler, 1990). Bakteri yang bersifat patogen sangat merugikan
manusia karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit
yang ditimbulkan oleh bakteri patogen adalah demam thypoid. Demam typhoid
adalah penyakit yang umum di Indonesia. Demam typhoid (termasuk para-typhoid)
disebabkan oleh kuman Salmonella typhi (Sinaga, 2002). Jumlah kasus penyakit
typhoid di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-810 kasus per 100.000 penduduk
per tahun (Departemen Kesehatan, tanpa tahun). Penyakit demam thypoid dapat
diobati dengan menggunakan obat kimia maupun obat tradisional. Penggunaan
tanaman obat sebagai obat alami untuk mengobati suatu penyakit merupakan pilihan
yang tepat karena memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit bagi penggunanya
jika dibandingkan dengan obat kimia. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai
obat alami adalah tanaman tanjung (Mimusops elengi Linn.).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaruh ekstrak
etanol daun tanjung imusops elengi Linn.) terhadap demam typhoid pada tikus putih
(Rattus norvegicus L.) yang diinduksi Salmonella thypii, untuk mengetahui dosis
ekstrak etanol daun tanjung (Mimusops elengi Linn.) yang paling optimum
menurunkan gejala demam typhoid pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang
diinduksi Salmonella thypii, dan untuk mengetahui apakah hasil penelitian tentang
“Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Tanjung (Mimusops elengi Linn.) terhadap Demam
Thypoid Pada tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diinduksi Salmonella thypi”
dapat dimanfaatkan sebagai buku suplemen. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Biomedik Fakultas Farmasi Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan jumlah sampel tikus putih jantan strain
Wistar sebanyak 25 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari
kelompok kontrol negatif (K-) tanpa diberi perlakuan, kelompok kontrol positif (K+)
dengan obat kloramfenikol + CMC, kelompok pemberian ekstrak etanol daun tanjung
dosis 0,125 mg/200 g BB + CMC (P1), 12,5 mg/200 g BB + CMC (P2), dan 125
ml/200 g BB + CMC (P3).
viii
Perlakuan dilaksanakan dalam 3 tahap perlakuan secara berkesinambungan
selama 29 hari. Tahap pertama aklimasi, tahap kedua induksi bakteri Salmonella thypi
konsentrasi 0,1 ml, tahap ketiga pemberian ekstrak etanol daun tanjung yang masingmasing
dilakukan
selama
13
hari.
Analisis statistik hasil pengukuran dengan ANOVA. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun tanjung dapat menurunkan
demam thypoid pada tikus putih, hal ini dapat dilihat perubahan suhu selama tahap
pemberian ekstrak etanol daun tanjung (hari ke 17 hingga hari ke-29), penurunan
suhu semua kelompok perlakuan mulai terlihat pada hari ke 19 dan penurunannya
terlihat secara bertahap hingga hari ke-29, penurunan suhu tercepat terlihat pada
perlakuan kontrol (+) dan perlakuan 3, dimana pada kedua perlakuan ini suhu
kembali normal pada hari ke-21, sedangkan pada P2 suhu kembali normal pada hari
ke-24, P1 suhu kembali normal pada hari ke-25. Sedangkan pada kontrol (-) suhu
kembal normal terlihat pada hari ke-27.
Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah bahwa pemberian
ekstrak etanol daun tanjung berpengaruh signifikan terhadap penurunan demam
thypoid pada tikus putih (Rattus norvegicus L.). | en_US |