dc.description.abstract | Proses drilling atau sering disebut dengan proses drill merupakan proses
pemesinan yang paling sederhana di antara proses pemesinan yang lain. Biasanya di
bengkel atau
workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun istilah ini
sebenarnya kurang tepat. Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang
bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring)
adalah proses meluaskan/ memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang
bor (
boring bar) yang tidak hanya dilakukan pada Mesin Drill, tetapi bisa juga
dengan Mesin Bubut, Mesin Freis, atau Mesin Bor.
Proses drill digunakan untuk pembuatan lubang silindris. Pembuatan lubang
dengan bor spiral di dalam benda kerja yang pejal merupakan suatu proses
pengikisan dengan daya penyerpihan yang besar. Jika terhadap benda kerja itu
dituntut kepresisian yang tinggi (ketepatan ukuran atau mutu permukaan) pada
dinding lubang, maka diperlukan pengerjaan lanjutan dengan pembenam atau
penggerek.
Pada proses drill, geram (
chips) harus keluar melalui alur helix pahat drill ke
luar lubang. Ujung pahat menempel pada benda kerja yang terpotong, sehingga
proses pendinginan menjadi relatif sulit. Proses pendinginan biasanya dilakukan
dengan menyiram benda kerja yang dilubangi dengan cairan pendingin, disemprot
dengan cairan pendingin, atau cairan pendingin dimasukkan melalui lubang di
tengah mata bor.
Dari hasil penelitian dapat diketahui pengaruh parameter yang digunakan
terhadap nilai akselerasi getaran pahat dan kebulatan yang diperoleh. Dapat dilihat
nilai getaran pahat terkecil dihasilkan dari pengambilan data percobaan ke-1 sebesar = 0,9807 m/s
2
pada n = 254 rpm dengan f = 0,07. Sedangkan nilai akselerasi getaran
pahat terbesar didapatkan dari pengambilan data percobaan ke-27 sebesar = 3,9026
m/s
2
pada n = 681 rpm dengan f = 0,22. Begitu pula halnya dengan pengukuran
kebulatan tidak jauh berbeda. Dapat diperoleh nilai kebulatan terkecil yang mendekati
nilai kebulatan adalah pada pengambilan data percobaaan ke-19 & ke-20 sebesar = 10
µm. Sedangkan nilai kebulatan terbesar adalah pada pengambilan data percobaaan
ke-7 sebesar = 29 µm.
Dari persamaan regresi dapat diketahui parameter potong yang paling
berpengaruh besar adalah gerak makan. Hasil penelitian secara umum bahwa nilai
akselerasi getaran dan kebulatan, setelah nilai gerak makan dinaikkan maka nilai
akselerasi getaran pahat dan kebulatan juga bertambah besar, hal ini disebabkan
karena semakin besar gerak makan yang digunakan maka geram yang dihasilkan juga
semakin tebal sehingga gaya potong yang diperlukan semakin besar. Akibatnya gaya
tangensial juga naik dan menimbulkan gaya radial dan momen kopel. Momen dan
gaya radial yang besar menimbulkan lenturan dan puntiran pada pahat, akibatnya
penyimpangan kebulatan semakin besar. | en_US |