Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Mengatasi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Sub Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di SMP Negeri Satu Atap Tanggul Kelas VII B Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013
Abstract
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap guru pengajar
bidang studi matematika kelas VII SMP Negeri Satu Atap Tanggul, diketahui bahwa
masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dikarenakan siswa
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Beberapa jenis
kesalahan yang sering dilakukan siswa yakni kesalahan penggunaan teorema,
kesalahan penggunaan data, kesalahan teknik dan kesalahan lain. Metode
pembelajaran yang diterapkan di SMP tersebut adalah metode ceramah.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang
mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang
anggotanya heterogen dari segi kemampuan akademik dan jenis kelamin. Dalam
pembelajaran ini menggunakan STAD, dimana siswa melakukan pembelajaran
kooperatif model STAD yang terdiri dari 5 tahap pembelajaran yaitu penyajian
materi, tim/kelompok, kuis/tes, skor individual dan penghargaan kelompok. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan, aktivitas, penurunan persentase
kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan pada sub pokok bahasan
aritmatika sosial.
Subjek penelitian adalah siswa kelas siswa kelas VII B SMP Negeri Satu Atap
Tanggul yang berjumlah 35 siswa. Penetapan kelas ini didasarkan pada hasil diskusi
dan pertimbangan guru bidang studi matematika kelas VII bahwa kelas tersebut
memiliki tingkat kemampuan yang heterogen serta masih seringnya siswa kelas VII B
melakukan kesalahan. Metode pengumpulan data antara lain tes, wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
viii
Proses penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dengan materi berlanjut. Pada
awal pembelajaran dilaksanakan, guru menjelaskan/ mempresentasikan tentang
materi yang akan dipelajari. Selanjutnya siswa dibagi kedalam kelompok berdasarkan
daftar yang telah disusun. Guru membagikan LKS pada setiap kelompok dan
mendiskusikannya. Selama kegiatan ini berlangsung, guru memberikan bimbingan
dan menjadi fasilitator bagi kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah LKS
selesai, yang selanjutnya dilakukan adalah guru menyuruh perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil dari pengerjaan LKS. Selanjutnya siswa diberi tes
individu (kuis) untuk mengetahui hasil belajarnya. Kemudian kelompok yang terbaik
(memperoleh skor tertinggi) akan diberikan penghargaan. Siswa mengaku senang
dengan penerapan pembelajaran ini, apalagi dengan keberadaan LKS yang
memudahkan siswa dalam memahami konsep dan diskusi kelompok yang membuat
siswa semangat dan antusias dalam belajar.
Berdasarkan hasil analisis data persentase keaktifan siswa mengalami
peningkatan pada siklus 1 ke siklus 2 yakni dari 62,85% (termasuk dalam kriteria
cukup aktif) sampai 84,19% (termasuk dalam kriteria sangat aktif). Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil analisis
data mengenai persentase jenis kesalahan yang dilakukan siswa, baik pada kuis dan
tes akhir siklus juga diperoleh kesimpulan bahwa kesalahan-kesalahan yang selama
ini dilakukan oleh siswa kelas VII B di SMP Negeri Satu Atap Tanggul dapat diatasi.
Pada kuis 1 rata-rata sebesar 50,85%, kuis 2 rata-rata sebesar 41,78%, kuis 3 rata-rata
sebesar 37,49%, kuis 4 rata-rata sebesar 24,28%, tes akhir 1 43,03%, dan tes akhir 2
23,92%. Berdasarkan hasil wawancara bahwa yang menyebabkan siswa melakukan
kesalahan terbanyak adalah siswa kurang memahami konsep materi, terburu-buru,
kurang berkonsentrasi, kurang teliti dalam mengerjakan soal, kurang memahami
teknik berhitung matematika dan kurang teliti dalam memasukkan data yang ada pada
soal untuk diselesaikan akibatnya hasil akhir pada pekerjaan siswa tidak tepat dan
siswa cenderung putus asa sebelum berusaha mengerjakan soal.