Pengaruh Bentuk Benda Dan Kedalaman Terhadap Gaya Angkat Ke Atas (F ) Pada Fluida Statis
Abstract
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh tekanan
yang sangat kecil atau sedikit saja. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair dan gas.
Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan tekanan
hidrostatis. Gaya angkat ke atas atau gaya apung adalah resultan gaya yang dilakukan
terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda itu tercelup. Jadi, gaya angkat ke
atas dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup ke dalam zat cair. Tekanan
hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena
adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Pada
penelitian ini yang akan dibahas yaitu pengaruh bentuk benda dan kedalaman
terhadap gaya angkat ke atas (F
) pada fluida statis.
Bentuk benda yang digunakan pada penelitian ini yaitu balok, kubus, dan
prisma. Ketiga benda memiliki volume yang sama 64 cm
A
vii
3
dan terbuat dari kayu
dengan jenis yang sama yaitu kayu Albazia Falcataria atau lebih dikenal dengan nama
kayu sengon. Perbedaan ketiga benda terletak pada luas bidang sentuh benda dengan
air. Pada balok bidang sentuh dengan air berbentuk persegi panjang dengan luas 32
cm
2
. Pada kubus bidang sentuh dengan air berbentuk bujur sangkar atau persegi
dengan luas 16 cm
2
. Pada prisma bidang sentuh dengan air berbentuk segitiga dengan
luas 20 cm
2
. Untuk mengukur volume benda yang tercelup menggunakan gelas ukur
yang diisi air lalu benda dicelupkan. Volume benda dihasilkan dari selisih antara
volume air sebelum benda dicelupkan dengan volume air setelah benda dicelupkan.
Hasil dari data volume air yang tercelup kedalam air digunakan untuk menghitung
besar gaya angkat keatas yang dialami benda dengan persamaan F
= ρ 𝒈 V. Pada
penelitian ini juga mengukur gaya angkat ke atas pada kedalaman 20 cm, 40 cm, 60
cm, 80 cm, dan 100 cm. Benda yang digunakan untuk mengukur gaya angkat ke atas
A
A
pada masing-masing kedalaman memiliki massa yang sama yaitu 100 gram. Gaya
angkat ke atas pada penelitian ini diukur menggunakan persamaan F
dengan W
u
adalah berat benda diukur pada saat di udara dan
viii
W
adalah berat benda
dikur pada saat di dalam air. Jadi, gaya angkat ke atas didapat dengan menghitung
selisih antara berat benda di udara dengan berat benda di air. Alat untuk mengukur
berat benda di udara dan di dalam air menggunakan neraca pegas.
Analisis data menggunakan persamaan F
A
c
= ρ g V menghasilkan gaya
angkat ke atas 0.49
Newton untuk balok, 0.392 Newton untuk kubus, dan 0.441 Newton
untuk prisma. Perbedaan gaya angkat ke atas (F
) yang dialami setiap benda
dipengaruhi oleh perbedaan luas bidang sentuh benda dengan permukaan air. Pada
balok bidang sentuh dengan air berbentuk persegi panjang dengan luas 32 cm
A
. Pada
kubus bidang sentuh dengan air berbentuk bujur sangkar atau persegi dengan luas 16
cm
2
. Pada prisma bidang sentuh dengan air berbentuk segitiga dengan luas 20 cm
.
Analisis data menggunakan persamaan F
A
= W
u
- W
menghasilkan 0.05 Newton pada
kedalaman 20 cm, 0.1 Newton pada kedalaman 40 cm, 0.15 Newton pada kedalaman
60 cm, 0.2 Newton pada kedalaman 80 cm, dan 0.25 Newton pada kedalaman 100 cm.
Perbedaan nilai gaya angkat ke atas (F
A
c
) pada masing-masing kedalaman tidak
dipengaruhi volume benda yang tercelup melainkan dipengaruhi oleh perbedaan
kedalaman. Perbedaan kedalaman benda tercelup akan mempengaruhi perbedaan
tekanan hidrostatis yang dialami benda. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bentuk
benda mempengaruhi luas bidang sentuh antara benda dengan air yang juga
mempengaruhi besar gaya angkat ke atas yang dialami benda. Besar gaya angkat ke
atas juga dipengaruhi oleh kedalaman benda tercelup. Semakin dalam benda tercelup
tekanan hidrostatis benda semakin besar dan gaya angkat ke atas yang dialami benda
semakin besar.