Show simple item record

dc.contributor.authorAlfan Azizi
dc.date.accessioned2013-12-27T01:53:44Z
dc.date.available2013-12-27T01:53:44Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM060210101021
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13119
dc.description.abstractModel Pembelajaran Experiential Learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh David Kolb yang didasarkan pada teori belajarnya yaitu Experiential Learning Theory (ELT) yang menekankan pada pengalaman dalam proses belajar mengajar (Baharudin dan Wahyuni, 2008:164) Model pembelajaran ini dimulai dari siswa melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru, siswa mengobservasi dan merefleksi atau memikirkan pengalamannya dari berbagai segi, siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat serta siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah-masalah dan mengambil keputusan (Kolb dalam Nasution, 2008:111-112). Selanjutnya Budiningsih (2008:70-71) menjabarkan teori belajar Kolb melalui empat tahapan belajar, yaitu : a. Tahap pengalaman konkret Pada tahap paling awal dalam belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar; b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif Tahap kedua dalam belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan makin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. Ia mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut. Ia melakukan refleksi terhadap peristiwa yang dialaminya. Pemahaman terhadap peristiwa yang dialaminya semakin berkembang. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap kedua dalam proses belajar; c. Tahap konseptualisasi Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. Berpikir induktif banyak dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya; d. Tahap eksperimentasi aktif Tahap akhir dari peristiwa belajar adalah melakukan eksperimentasi aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teoriteori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata. Berpikir deduktif banyak digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep di lapangan. Ia mampu menggunakan teori atau rumus-rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Tes akhir yang dilaksanakan pada akhir siklus I dan akhir siklus II, digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal. Dari analisis hasil tes akhir yang dilakukan dapat diketahui pada tes akhir I siswa memperoleh ketuntasan klasikal 78,79% dengan 7 siswa tidak tuntas belajar dan tes akhir II 87,88% dengan 4 siswa tidak tuntas belajar. Kriteria Ketuntasan Materien_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210101021;
dc.subjectModel Experiential Learningen_US
dc.titlePenerapan Model Experiential Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Unsur Lingkaran Siswa Kelas VIII SMP Salafiyah Miftahul Huda Jenggawah Jember Tahun Ajaran 2012/2013en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record