dc.description.abstract | Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap usia manusia pasti ada
tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui. Bila seseorang gagal melalui tugas
perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada tahap perkembangan berikutnya
akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut. Untuk mengenal kepribadian
remaja perlu diketahui tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
tersebut antara lain: remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat
memanfaatkannya secara efektif.
Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 1821
tahun
dan
22-24 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan
dari remaja akhir ke dewasa awal. Masa peralihan yang dialami oleh mahasiswa,
mendorong mahasiswa untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan
yang baru. Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul
dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu,
yaitu fisik, psikologis dan sosial. Adapun ciri-yang dimiliki oleh remaja akhir adalah:
Kestabilan bertambah, ketenangan emosional bertambah, pikiran realistis bertambah,
Lebih banyak perhatian dalam lambang-lambang kematangan.
Beberapa macam bentuk-bentuk emosi pada maja remaja akhir adalah:
Marah,emosi tidak stabil,cara berfikirnya bersifat kuasalitas
Kaum remaja merupakan proses menuju kedewasaan, dan dalam proses ini
mereka menghadapi segala macam hal-hal baru. Sebagian dari mereka mengalami
kondisi kegersangan spiritual yang disebabkan oleh kondisi emosional mereka yang
masih berada dalam taraf transisi. Labilitas dan kerapuhan emosionalnya masih
sangat tinggi dan segala perbuatan yang dilakukannya terkadang masih kurang
dipertimbangkan. Indahnya romantika pacaran sudah menghipnotis remaja sampai
mereka lupa bahwa di balik indahnya pacaran, bila tidak hati-hati justru akan terjebak
dalam situasi yang tidak menyenangkan atau bahkan akan menjadi cerita yang tidak
akan terlupakan seumur hidup.
Tindak kekerasan dalam pacaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
kategori yaitu kekerasan yang bersifat fisik dan kekerasan yang bersifat non fisik.
Kekerasan fisik dapat berupa pelecehan seksual seperti perabaan, colekan yang tidak
diinginkan, pemukulan, penganiayaan serta perkosaan termasuk dalam kategori ini
adalah teror dan intimidasi sedangkan kekerasan non fisik dapat berupa cacian, colekan, bentuk perhatian yang tidak diinginkan, direndahkan dan dianggap selalu
tidak mampu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak apa sajakah yang
ditimbulkan dari terjadinya kekerasan dalam berpacaran. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Arah penelitian ini mengenai Dampak Kekerasan Dalam
Berpacaran Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jember. Penentuan infoman dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dan menemukan 5 orang infoman pokok, dan 7 orang informan tambahan.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi wawancara
mendalam
Hasil penelitian yang didapat yaitu dapat mengetahui bentuk-bentuk
kekerasan dalam berpacaran dampak-dampak seperti apakah yang ditimbulkan
setelah terjadi kekerasan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yang terjadi pada remaja atau anak
muda dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bentuk berikut:
1. Kekerasan fisik: seperti memukul, menampar, menendang, serta tindakan fisik
lainnya.
2. Kekerasan psikologis: seperti mengancam, memanggil dengan sebutan buruk,
memperlakukan,mencaci maki, menjelek-jelekan, berteriak, menyumpah, dan
lain sebagainya.
3. Kekerasan seksual: seperti memaksa pacarnya untuk melakukan perilaku seksual
tertentu seperti meraba, memeluk, mencium, hubungan seksual padahal
pasangannya tidak bersedia atau berada di bawah ancaman.
Berpacaran juga mempunya dimensi negatif, adapun dampak secara negative
yang ditimbulkan adalah:
1. Dampak Psikologis
Perempuan menjadi trauma atau benci kepada laki-laki. Akibatnya, ia takut
menjalin hubungan dengan laki-laki
2. Dampak Seksual
Dampak dari kekerasan seksual yaitu mengalami sebuah traumatik bagi para
korban dan orang-orang yang dekat dengan korban.
3. Dampak Fisik
Pelecehan yang sering dan parah bisa mengakibatkan cedera yang lebih parah
seperti: lebam, memar, luka, lecet, ginekologi dan patah tulang dapat terjadi.
4. Dampak Sosial
Posisi perempuan menjadi lemah dalam hubungannya dengan laki-laki.
Apabila perempuan yang merasa telah menyerahkan keperawanannya pada
pacarnya, biasanya merasa minder untuk menjalin hubungan lagi.
Kata Kunci: Remaja, Bentuk-bentuk Kekerasan, dan Dampak-dampak Kekerasan. | en_US |