Penerapan Metode Whole Brain Teaching Dengan Pendekatan Active Learning Pada Pembelajaran Fisika Di SMP
Abstract
Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) Fisika merupakan bagian dari sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
fenomena alam secara sistematis yang proses pembelajarannya lebih efektif apabila
melalui proses penemuan sendiri. Tiga aspek penting dari proses sains adalah
produk, proses, dan sikap. Produk berarti bahwa didalam sains tedapat sekumpulan
pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Oleh karena
itu siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
melibatkan aktivitas siswa, baik aktivitas fisik maupun mental emosional siswa.
Metode whole brain teaching dengan pendekatan active learning merupakan salah
satu metode pembelajaran dengan cara mengenali prinsip belajar anak didik yang
dibagi menjadi tiga bagian yaitu visual, verbal, dan body/kinestic. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
metode whole brain teaching dengan pendekatan active learning dengan
pembelajaran konvensional serta untuk mengetahui seberapa besar aktivitas belajar
siswa menggunakan metode whole brain teaching dengan pendekatan active learning
dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah true eksperimental design. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 11 Jember. Penentuan daerah penelitian menggunakan
purposive sampling area. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji
homogenitas Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik cluster random
sampling dan diperoleh responden penelitian yaitu kelas VIIIA sebagai kelas
viii
eksperimen, serta kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian
menggunakan Design Randomized Post Test Only Control Group. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, wawancara,
dan tes. Analisa Data menggunakan SPSS 16 untuk menjawab rumusan masalah yang
pertama yaitu untuk mengkaji perbedaan hasil belajar siswa menggunaan metode
whole brain teaching dengan pendekatan active learning, dan menggunakan
persentase aktivitas untuk menjawab rumusan masalah yang kedua.
Analisis data menggunakan SPSS 16 menunjukkan rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol. Hasil
analisa data menunjukkan bahwa hasil pengujian uji t menggunakan SPSS 16
diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 atau < 0,05. Dengan demikian terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar kelas
kontrol. Selain itu, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen meningkat dari 61,37
menjadi 76,28 dan pada kelas kontrol meningkat dari 61,43 menjadi 68,14. Penerapan
metode whole brain teaching disertai pendekatan active learning juga berpengaruh
positif pada aktivitas belajar siswa. Hal ini diketahui dari nilai rata -rata aktivitas
belajar siswa secara klasikal pada kelas eksperimen sebesar 72,9% yang dapat
dimasukkan dalam kategori aktif.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah: (1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa
menggunakan metode whole brain teaching disertai pendekatan active learning
dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
meningkat dari 61,37 menjadi 76,28 dan pada kelas kontrol meningkat dari 61,43
menjadi 68,14. (2) Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen selama mengikuti
pembelajaran fisika menggunakan metode whole brain teaching disertai pendekatan
active learning termasuk dalam kategori aktif yaitu sebesar 72,9%.