Pendapat Guru Biologi tentang Pendidikan Seks pada Siswa SMP di Wilayah Eks-Kotatif Jember

Abstract

Proses perkembangan remaja dipengaruhi oleh faktor dan dalam din sendiri dan faktor dari luar individu, dimana dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak, terutama penlaku seksual. Untuk itu, diperlukan sebuah kajian yang mendalam dari berbagai pihak termasuk pendapat para guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlu tidaknya pendidikan seks diberikan secara formal pada siswa SMP, mengetahui pendapat guru tentang penempatan pendidikan seks dalam kurikulum SMP dan mengetahui perlu tidaknya petugas selain guru yang berwenang memberikan pendidikan seks di SMP. Penelitian ini menggunakan metode angket, interviu dan dokumentasi. Responden yang digunakan adalah seluruh guru biologi SMP di wilayah eks-Kotatif Jember sejumlah 26 orang. Data dikonversi dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa SMP perlu mendapatkan pendidikan seks di sekolah (81%), pelaksanaan pendidikan seks tidak memerlukan jam khusus (88%), perlu dimasukkan dalam kurikulum biologi (62%), diperlukan batasan-batasan pemberian materi seks (88%), tidak perlu revisi ulang terhadap kurikulum biologi (65%) tetapi perlu ditinjau dari sudut agama dan psikologi (100%), guru perlu persiapan khusus sebelum mengajar (69%), tidak perlu mendatangkan petugas khusus selain guru biologi (54%), dan dalam mengajarkan pendidikan seks perlu pemisahan antara siswa laki-laki dan perempuan (65%)