| dc.description.abstract | Bahasa sangat penting sebagai alat komunikasi manusia, baik lisan maupun
tulisan. Penggunaan bahasa Indonesia penting untuk diperhatikan, terutama dalam
forum resmi patut diterapkan sesuai kaidah berbahasa. Presiden, sebagai pemimpin
negara, harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, khususnya dalam pidato
resmi. Kesalahan berbahasa, terutama dalam tataran fonologi bahasa Indonesia,
dapat mempengaruhi pemahaman dan efektivitas komunikasi. Penelitian ini
berfokus pada analisis kesalahan berbahasa Calon Presiden dalam tataran fonologi
melalui pidato di forum resmi, seperti yang ditemukan pada pidato Calon Presiden
Indonesia Periode 2024–2029, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan
Prabowo Subianto dalam Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh
Indonesia (APEKSI) Tahun 2023.
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan menggunakan rancangan
kualitatif. Data berupa kata dalam tuturan yang diindikasikan terdapat bentuk
kesalahan berbahasa tataran fonologi pada pidato Calon Presiden Republik
Indonesia Periode 2024–2029, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan
Ganjar Pranowo. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
simak, dan catat. Teknik analisis data dilakukan dengan tahap reduksi data (seleksi
data, pengkodean data, dan klasifikasi data), tahap penyajian data, dan tahap
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa dalam pidato Calon
Presiden Indonesia Periode 2024–2029, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo,
dan Prabowo Subianto dalam Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota
Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2023, terdapat bentuk kesalahan berbahasa
dalam tataran fonologi meliputi: (1) Bentuk penambahan fonem, yaitu penambahan
fonem vokal [i], dan penambahan fonem konsonan [k]. (2) Bentuk penghilangan
fonem, yaitu penghilangan fonem vokal [ə], fonem konsonan [h], fonem konsonan [s]. (3) Bentuk perubahan fonem, yaitu perubahan fonem vokal [a] menjadi [ə] ,
fonem vokal [u] menjadi [o], fonem vokal [i] menjadi [e], fonem vokal [o] menjadi
[u], dan fonem vokal [ə] menjadi [u]. Perubahan fonem konsonan [t] menjadi [s],
fonem konsonan [p] menjadi [f], fonem konsonan [s] menjadi [h]. (4)
Monoftongisasi, yaitu perubahan deret vokal [ai] menjadi vokal tunggal [e], deret
vokal [au] menjadi vokal tunggal [o], dan deret vokal [ai] menjadi vokal tunggal
[ɛ]. Hasil penelitian terkait bentuk kesalahan berbahasa dimanfaatkan sebagai
bahan ajar materi ceramah KD 3.6. Menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan
dalam ceramah. dengan menggunakan media pembelajaran berupa vidio
pembelajaran materi ceramah dan kuis melalui website wordwall untuk mengasah
kemampuan siswa.
Saran yang dapat diberikan, yaitu: Pertama, sebagai wawasan baru bagi
peneliti untuk meningkatkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar tentang
bentuk kesalahan berbahasa tataran fonologi, khususnya bagi pemimpin negara
agar dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dalam
forum resmi. Kedua, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan diskusi
bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama
pada mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa mengenai bentuk-bentuk kesalahan
berbahasa tataran fonologi. ketiga, bagi guru penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan ajar pada materi ceramah dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif. | en_US |