| dc.description.abstract | Diabetes Melitus merupakan kondisi adanya peningkatan kadar glukosa
darah melebihi normal dikarenakan tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin
yang cukup atau tidak bisa memanfaatkan hasil produksi insulin dengan efektif
dalam jangka panjang. Lamanya jangka waktu menderita dapat menyebabkan
munculnya perasaan resah dan putus asa pada pasien. Pasien DM tipe 2
membutuhkan adaptasi dalam menjalani pola hidup teratur seperti berbenah diri,
mengontrol pola diet dan mengontrol gula darah. Hal tersebut dapat membuat
pasien mengalami gejala depresi seperti cenderung menyalahkan diri, menganalisis
diri, dan menarik kesimpulan negative. Peran keluarga diperlukan dalam proses
penyembuhan ketika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Tidak optimalnya keluarga pengasuh dalam mengelola pasien DM tipe 2 dapat
menimbulkan menurunnya kualitas hidup pasien. Keterlibatan peran keluarga
dalam manajemen diri memiliki pengaruh terhadap phsycological outcome (seperti
distress, efikasi diri, gangguan depresi) dan kemampuan menajemen diri yang
berdampak pada status kesehatan pasien. Family Caregiver Empowerment Model
(FCEM) menjadi upaya intervensi yang diaplikasikan secara edukatif, pelatihan,
dan pendampingan pada keluarga agar kemandirian dan kualitas hidup pasien dapat
meningkat. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah FCEM memiliki
pengaruh terhadap depresi pada pasien DM tipe 2.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimental dengan
randomized controlled pretest and posttest design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster sampling dengan jumlah sampel sebanyak 85
responden yang terbagi menjadi kelompok intervensi sebanyak 41 responden
diberi perlakuan Family Caregiver Empowerment Model (FCEM) sebanyak 10 sesi
setiap minggu dan 44 orang kelompok kontrol mendapatkan edukasi dari program
fasilitas kesehatan. Tempat penelitian yaitu 5 desa yang menjadi wilayah kerja
Puskesmas Banjarsengon di Kabupaten Jember. Instrumen yang digunakan yaitu
kuesioner Beck Depression Inventory-II. Analisis statistik menggunakan Wilcoxon
dan Independent T-test.
Hasil penelitian menunjukkan kategori usia lansia awal (46-55 tahun) yaitu
sebanyak 37 orang (43,5%), jenis kelamin perempuan sejumlah 68 responden
(80,0%), pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 46 orang (54,8%), tidak memiliki
pekerjaan yaitu 48 responden (56,5%), menderita DM kurang dari 5 tahun, yaitu
sebanyak 77 orang (90,76%). Hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi
menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,000), dengan rincian rata-rata skor saat
pretest 16,29 menjadi 3,93 saat posttest. Hasil uji Wilcoxon pada kelompok kontrol
juga menunjukkan perbedaan signifikan (p=0,000), dengan rincian rata-rata skor
saat pretest 15,25 menjadi 9,04 saat posttest. Uji Independent sample T-test
menunjukkan hasil terdapat perbedaan signifikan(p=0,001) pada skor kedua
kelompok. Depresi pada kelompok intervensi sebelum diberikan perlakuan FCEM
terdapat 4 orang (9,8%) responden berada pada kategori depresi berat, 9 orang
(22%) depresi sedang, 9 orang (22%) depresi ringan dan 19 orang (46,3%) tidak
depresi/depresi minimal. Setelah dilakukan intervensi FCEM pada responden,
terdapat penurunan frekuensi depresi yaitu 41 orang (100%) berada pada kategori
tidak depresi/depresi minimal.
Intervensi pemberdayaan yang difokuskan pada family caregiver diketahui
dapat meningkatkan kemampuan pengasuh keluarga dalam mengelola diet
diabetes, aktivitas fisik, pengobatan, monitoring gula darah, dan perawatan kaki.
Peningkatan keterampilan, pengetahuan dan dukungan yang diberikan akan
berpengaruh pada motivasi, koping, dan sikap positif family caregiver dalam
membantu penderita DM tipe 2. Hal tersebut memicu terbentuknya perubahan pola
pikir keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan, kemampuan mengambil
keputusan, memberikan perawatan pada anggota keluarga, penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia dan kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
Dukungan keluarga dalam mengelola penyakit dapat membantu terbentuknya
manajemen diri pada pasien sehingga menjadi mekanisme koping bagi pasien
dalam menghadapi perubahan terkait DM yang diderita. Koping yang terbentuk
akan meningkatkan self-efficacy dan menurunkan gejala depresi yang dialami
pasien.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pemberdayaan keluarga FCEM
memiliki pengaruh terhadap depresi pada pasien DM tipe 2. Diharapkan perawat
dapat mengaplikasikan FCEM sebagai salah satu upaya dalam mempromosikan
manajemen diri pasien serta mengontrol depresi pada pasien DM tipe 2. | en_US |
| dc.description.sponsorship | DPU: Dr. Rondhianto, S.Kep., Ns., M.Kep.
DPA: Ns. Akhmad Zainur Ridla, S.Kep., MAdvN. | en_US |